Perkembangan Awal Dalam
Fisiologi Dan Tumbuhnya Psikologi Eksperimen
Halo teman-teman semua! balik lagi nih sama aku yang bakalan berbagi ilmu
yang sangat bermanfaat bagi teman-teman semua. Nah kali ini aku bakalan share
apa saja ilmu yang aku dapetin dari kelas Psikologi Umum I pertemuan ketujuh
bersama ibu Mafaza, S.Psi., M.Sc yang membahas tentang “Perkembangan
Awal Dalam Fisiologi Dan Tumbuhnya Psikologi Eksperimen”.
Fisiologi
Fisiologi diambil dari
bahasa Yunani fisis yang berarti asal
usul, pengertian, hakikat. Sedangkan logia berarti makna-makna penelitian. Jadi,
fisiologi adalah salah satu cabang ilmu biologi yang berkaitan dengan pencarian
atau pembahasan suatu system keberlangsungan tentang kehidupan.
Ilmu fisiologi dimulai tahun 420SM hingga
zaman Hipokrates, yang juga
dikenal sebagai bapak kedokteran. Pemikiran kritis dari Aristoteles dan perhatiannya pada
hubungan antara struktur dan fungsi menandai dimulainya ilmu fisiologi pada
Yunani Kuno.
Jean Fernel, seorang
peneliti berkewarganegaraan Prancis memperkenalkan istilah "fisiologi"
pada tahun 1525. Namun fisiologi eksperimental baru diawali pada abad ke-17, ketika ahli anatomi William Harvey menjelaskan adanya
sirkulasi darah. Herman Boerhaave sering disebut sebagai
bapak fisiologi karena karyanya berupa buku teks berjudul Institutiones
Medicae (1708) dan cara mengajarnya yang cemerlang di Leiden.
Pada abad ke-19, ilmu fisiologi mulai berkembang dengan pesat,
secara khusus pada tahun 1838 dengan ditemukannya teori sel oleh Matthias Schleiden dan Theodor Schwann. Secara radikal teori ini
menyatakan bahwa organisme terdiri atas unit yang disebut sel. Claude Bernard (1813–1878) kemudian
menemukan konsep milieu interieur (lingkungan internal), yang
kemudian disebut sebagai "homeostasis" oleh peneliti dari
Amerika, Walter Cannon.
Pada abad ke-20, ahli biologi juga mengalami ketertarikan pada
bagaimana organisme selain manusia melakukan fungsinya, yang kemudian
menimbulkan adanya fisiologi komparatif dan ekofisiologi. Pada
tahun belakangan, fisiologi evolusi telah menjadi salah satu subdisiplin dari
fisiologi.
Pada awalnya orang-orang tertarik dengan perbedaan
individu dalam bereaksi, menghadapi realita, mempersepsikan ketika melihat
sensasi. Pada zaman dahulu, para astronom sedang mengamati bintang-bintang dan
titik jatuhnya ke teleskop. Ternyata antara para astronom yang mengamati
terdapat perbedaan. Awalnya mereka mengira itu adalah sebuah kesalahan. Namun,
ternyata masing-masing mata kita menangkap sensasi tadi dengan persepsi bentuk
yang berbeda-beda. Dari sinilah mereka mulai tertarik bagaimana proses serta
perbedaan individu dalam melihat dan menerima sensasi sehingga memunculkan
persepsi. Mereka mulai tertarik mendalami perbedaan tiap individu dalam
menghadapi reaksi-reaksi. Akhirnya
mereka membahas mengenai fungsi saraf, perbedaan-perbedaannya, reaksi, dll.
Discrepensi
adalah perbedaan. Hubungannya dengan persepsi dan sensasi adalah ketika
kita melihat sesuatu di dunia nyata, maka terdapat perbedaan tiap individu dalam
mempersepsikannya. Sehingga muncul pertanyaan mengenai persepsi itu muncul
darimana. Salah satunya dijelaskan oleh Newton bahwa ketika kita melihat warna
putih, otak kita menangkap bahwa sebenarnya itu adalah campuran dari berbagai
macam warna namun kita mempersepsikan kalau itu warna putih. Menurut seorang ahli,
ketika ada warna kuning dan biru yang berdekatan kita mempersepsikan bahwa itu
adalah warna abu-abu. Padahal warna abu-abu itu tidak ada di realita. Inilah
yang membuat para ahli tertarik untuk mendalami ilmu-ilmu dibidang fisiologi
dan keterkaitannya dengan system saraf serta sensasi dam persepsi. Terdapat 2
perbedaan : perbedaan waktu reaksi dan perbedaan antara stimulus fisik di realita
dan apa yang kita persepsikan.
Perbedaan individu ada 2.
Yang pertama yaitu Realitas objektif, berada di luar persepsi. Ini adalah
kejadian yang benar terjadi seperti matahari yang bersinar. Yang kedua yaitu Realitas
subjektif, adalah apa yang dipersepsi, reaksi kesadaran terhadap realitas
objektif. Realitas subjektif tidak mengandung objek, hanya ingatan dan pengalaman.
Tokoh-tokoh
Fisiologi
Kelompok
Ahli yang Membahas tentang Sensasi, Persepsi, Warna
Johannes Muller (1801-1858)
Menurutnya ada 5 saraf
sensori. Inti teori Muller ada 2, yaitu :
· Menemukan adanya Adequate stimulation, yaitu masing-masing indra kita memiliki
karakteristik stimulus yang spesifik yang hanya akan peka terhadap stimulus
tersebut.
· Menurutnya, sensasi yang kita terima tidak
ditentukan oleh stimulus fisik, tapi ditentukan oleh sistem saraf di otak.
Herman von Helmholtz (1821-1894)
Inti teori Helmholtz yaitu :
· Dia menentang vitalisme yang didukung Muller,
yaitu kehidupan tidak dapat dijelaskan dengan proses fisika dan kimia saja
tetapi ada sesuatu yang selamanya berada diluar jangkauan analisis ilmiah (spirit/roh) atau secara biologis. Ada perbedaan
antara makhluk hidup dan makhluk tidak hidup. Makhluk hidup memiliki roh yang
sulit dijelaskan dengan fisika dan kimia. Sedangkan menurut Helmholtz,
kehidupan dapat dijelaskan melalui proses fisika dan kimia, tidak melihat
sesuatu yang misterius. Keduanya mendapatkan pertentangan bahwa dalam memandang
manusia tidak hanya dari fisis atau biologis saja, tetapi keduanya harus
berinteraksi. Ia adalah seorang yang materialis, sesuatu itu harus nyata.
· Yang kedua ia menyampaikan tentang principal conservation of energy, yaitu
energy tidak diciptakan baru, melainkan bertransformasi.
· Menemukan rate
of nerve conduction, yaitu seberapa cepat jalannya impuls/rangsangan di
saraf untuk mencapai otot. Menurutnya yaitu 100 m/s. Semakin dekat stimulus
dengan otot, maka semakin cepat proses rangsangannya terjadi.
· Teori persepsi, yaitu pengalaman masa lalu
mempengaruhi persepsi dari sensasi yang diterima.
· Teori warna (sikromatik) yaitu merah, hijau,
dan biru. Ribuan warna yang kita lihat merupakan aktivitas kombinasi dari
ketiga jenis warna dengan sel kerucut. Sel kerucut itu tidak terlalu sensitif
dan peka terhadap warna.
· Teori pendengaran, bahwa serabut-serabut ditelinga
kita jumlahnya mencapai ribuan dengan karakteristik yang berbeda-beda. Membrane
utama telinga yaitu basilar. Serat yang berbeda disepanjang membran basilar
sensitif terhadap perbedaan frekuensi gelombang suara. Serat pendek akan
merespon frekuensi yang lebih tinggi. Sedangkan serat panjang akan merespon
frekuensi yang lebih rendah.
· Teori tanda, yaitu tugas pikiran adalah
menciptakan konsepsi realitas yang akurat dari “tanda” yang diterima indra. Ada
hubungan dinamis antara kemauan, sensasi, dan refleksi ketika pikiran
menciptakan pandangan dari realitas eksternal atau dari tanda yang kita lihat.
Refleksi adalah perubahan arah rambat cahaya ke arah sisi asal.
Ewald Hering (1834-1918)
Inti teori Hering yaitu :
· Persepsi ruang, mata kita memiliki kemampuan
innate (bawaan dari lahir) untuk secara otomatis menerjemahkan 3 stimulus (ketinggian,
kedalaman, posisi kanan-kiri/reflection).
· Persepsi warna, ia tidak setuju dengan Helmholtz.
Menurut Helmholtz satu reseptor warna kita sensitif terhadap 3 warna. Sedangkan
menurut Hering kita memiliki tiga reseptor warna dan satu reseptor warna kita
sensitif terhadap dua warna (merah-hijau, biru-kuning, hitam-putih). Hal ini
terjadi karena dia mengamati adanya peristiwa after image, yaitu ketika dia melihat warna merah terlalu lama maka
saat dia memalingkan pandangannya ke arah lain maka dia akan melihat warna
hijau. Menurutnya di satu reseptor itu ada dua sisi, misalnya warna merah
disisi atas dan warna hijau disisi bawah.
Christine Ladd-Frankline (1847-1930)
Ia adalah salah satu ahli
fisiologi wanita yang paling terkenal. Doctor degree nya tidak dikeluarkan
karena dia perempuan yang pada saat itu kedudukan perempuan sangat rendah. Inti
teorinya yaitu :
· Teori evolusi warna, bahwa ternyata zaman
dahulu makhluk hidup itu terlahir tanpa mampu melihat warna. Namun lama kelamaan
kita mampu melihat warna. Ia lebih setuju dengan teori Hering. Ia melihat bahwa
masing-masing reseptor itu terdiri dari 2 warna.
· Bagian mata yang paling berkembang yaitu Fovea
(sel kerucut/cone) dapat digunakan pada hari yang terang dan sensitif terhadap
cahaya. Dari fovea pindah ke periveral retina (sel batang/rod) yang digunakan
saat gelap karena tidak sensitif terhadap cahaya sehingga kemampuan membedakan
warna hilang.
Kelompok
Ahli yang Membahas tentang Fungsi Otak
Frenologi
Fisiognomi, karakter
seseorang dapat kita analisis dengan melihat fitur wajahnya, struktur tubuhnya,
atau kebiasaannya. Sedangkan frenologi, karakter seseorang dapat diketahui
dengan memeriksa benjolan pada tengkoraknya. Frenologi adalah bagian dari
fisiognomi. Frenologi lebih ke bagian otak. Namun pada zaman dahulu MRI belum
ada sehingga orang-orang hanya bisa melihat dari benjolan di kepalanya akibat
dari cekungan atau benjolan di otak.
Franz Joseph Gall (1758-1828)
Faculty
of the mind atau mental
faculties dahulu ada 5 yaitu pikiran, imajinasi, memori, kehendak, dan
sensasi. Masing-masingnya diletakkan di area yang berbeda. Masing-masing area
tersebut mewakili tiap faculty dalam menjelaskan proses mental yang berbeda.
Sudah ada pengetahuan bahwa walaupun bagian-bagian otak itu berkaitan, namun
mereka memiliki fungsi spesifik yang berbeda-beda.
Salah satu teorinya yang
menarik yaitu ketika bagian-bagian otak tersebut digunakan dan dimaksimalkan
serta mendapatkan stimulus, mendapatkan kesempatan untuk bereksplorasi maka
bagian otak tersebut akan mengalami benjolan (sel saraf banyak). Sedangkan jika
tidak digunakan maka bagian-bagian otak tersebut lebih sedikit sel sarafnya.
Joseph Gall menemukan teori ini melalui penelitiannya terhadap hewan dan orang
yang telah meninggal.
Pierre Flourens (1794-1867)
Menurutnya ada affective faculties dan intellectual faculties yang terdiri dari
35 cabang faculty. Dibandingkan dengan yang sekarang ada beberapa yang sama
namun banyak yang berbeda karena pada saat itu metode penelitiannya belum cukup
baik. Dia mendapatkan teori ini melalui abletions
yaitu penghilangan atau perusakan suatu jaringan pada bagian-bagian otak
tertentu.
Paul Broca (1824-1880)
Dia hanya fokus dengan satu bidang, yaitu proses penggunaan bahasa. Dia melakukan
pengamatan perilaku orang-orang yang mengalami gangguan bahasa di rumah sakit.
Dan ketika orang-orang yang mengalami gangguan bahasa tersebut meninggal, Broca
melakukan otopsi terhadap otaknya dan menemukan lessi (area otak yang jaringannya mengalami kerusakan). Jadi dapat disimpulkan bahwa bagian
otak yang mengalami kerusakan itu adalah bagian otak yang berkaitan dengan
kemampuan memproduksi Bahasa yang dikenal dengan bagian broca. Orang yang mengalami gangguan bahasa tidak bisa memproduksi bahasa
tetapi kemampuan-kemampuan lainnya tidak terganggu.
Kemudian ada salah satu ahli
yang bernama Wernicke yang mencoba menjelaskan mengenai kemampuan pemahaman
bahasa di bagian Wernicke area. Jadi dapat kita lihat bahwa bagian-bagian otak
itu memiliki fungsi yang spesifik. Kerusakan di bagian tertentu belum tentu
mempengaruhi bagian lain.
Kritik terhadap teori Broca
yaitu terkait ukuran otak. Dimana menurut Broca semakin besar ukuran otak
seseorang maka orang tersebut semakin pintar.
Gustav Fritsch (1838-19270, Edward Hitzig (1838-1907), David
Farrier (1843-1928)
Gustav
Fritsch dan Edward Hitzig menemukakan dua hal penting. Pertama, korteks tidak
peka atau sensitif. Kedua, mereka menemukan bahwa ketika area tertentu dari
korteks dirangsang, maka akan timbul gerakan otot yang berlawanan.
David
Ferrier menyempurnakan penelitian yang dilakukan oleh Fritsch
dan Hitzig. Ia menggunakan monyet sebagai subjek dan stimulasi listrik yang lebih halus, ia mampu
menghasilkan sebuah peta yang lebih diartikulasikan dari korteks motorik. Ia
juga mampu menimbulkan perilaku rumit seperti kedutan kelopak mata, jentikan
telinga, dan gerakan satu digit. Dia
merangkum temuannya di The Functions of the
Brain” yang memiliki banyak dampak pada
komunitas ilmiah. Salah satu hasilnya adalah membuka era modern bedah saraf. Ahli
bedah saraf sekarang beralih ke peta fungsional otak untuk panduan.
Psikologi Eksperimen
Psikologi eksperimen adalah salah satu ranah penelitian
dalam psikologi modern yang menggunakan metode eksperimen sebagai alat utama
dalam melakukan penelitian. Eksperimen dalam psikologi ditandai dengan adanya
perlakuan. Penelitian awal dalam psikologi yang menggunakan metode eksperimen berkaitan
dengan sensasi, persepsi, proses belajar, pengkondisian, motivasi, dan emosi.
Dengan metode eksperimen, sebuah penelitian dapat dipertanggung jawabkan.
Tokoh-tokoh Psikologi
Eksperimen
Ernst Heinrich Weber (1795 – 1878 M)
Ia menjelaskan mengenai two-point threshold, yaitu jarak
terkecil tubuh kita dapat mendeteksi rangsangan yang berbeda. Weber memberikan
tekanan atau sentuhan pada kulit di dua titik yang berbeda. Tujuannya untuk
menentukan ambang batas minimum jarak antara titik rangsangan tadi yang dapat
dideteksi individu sebagai dua rangsangan yang berbeda. Menurutnya jarak
minimum itu adalah 1mm.
Selain itu Weber juga melakukan eksperimen tentang kinestetis. Ia mampu menentukan Just Noticeable Difference (JND), yaitu jarak minimal stimulus yang harus diberikan agar individu dapat mendeteksi adanya perbedaan stimulus pertama dengan kedua. Weber Law (Hukum Weber) ada tiga, yaitu mengenai two-point threshold, JND, dan bagaimana konstan JND.
Gustav
Theodore Fechner
Dia tertarik dengan melihat psikofisik, yaitu keterkaitan
antara kondisi psikologis dengan kondisi fisik. Dia menambahkan teori Weber
yaitu untuk mendeteksi perubahan suatu stimulus maka harus diberikan stimulus
yang sangat besar. Menurutnya ada 3 metode untuk melakukan eksperimen : method of limits (membandingkan apakah
dengan memberikan stimulus A akan lebih berat atau ringan daripada memberikan
stimulus B. Tergantung stimulus apa yang diberikan nantinya), method of constant stimuli (ada satu
kelompok yang diberikan stimulus yang sama) dan method of adjustment (misalnya diberikan 2 hal yang berbeda, maka
agar sama apa yang harus kita lakukan).
Wilhelm
Wundt (1832-1920)
Wundt melakukan penelitian tentang sensasi, persepsi,
perasaan, dan kesadaran. Hasil penelitiannya selanjutnya ditulis dalam bentuk buku,
diantaranya berjudul Physiologische. Eksperimennya didasarkan atas eksperimen-eksperimen
dalam bidang fisiologi yang dapat membantu penelitian-penelitian psikologi
modern. Pada awal tahun 1862, Wundt melakukan eksperimen yang membuatnya
percaya bahwa disiplin penuh psikologi eksperimental adalah mungkin. Wundt
menunjukkan bahwa butuh sekitar 1/10 detik untuk mengalihkan perhatian
seseorang dari suara bel ke posisi bandul atau sebaliknya. Wundt percaya bahwa,
dengan "pengukur pikiran," dia telah menunjukkan bahwa manusia hanya
dapat untuk mengalihkan perhatian secara sukarela
dari satu stimulus ke stimulus lainnya dalam
waktu sekitar 1/10 detik.
Pendekatan Psikologi Eksperimen
Penelitian
Korelasional (Correlational Research)
Penelitian korelasional adalah sebuah penelitian yang
digunakan untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor
berhubungan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain.
Pendeteksian ini dilihat berdasarkan pada koefisien korelasi.
Penelitian
Kausal-Komparatif (Causal-Comparative Research)
Penelitian kausal komparatif adalah untuk mengetahui dan
menyelidiki kemungkinan
hubungan sebab akibat. Penelitian ini dilakukan berdasarkan pengamatan terhadap
efek yang ada, kemudian kembali menemukan aspek yang diduga sebagai penyebab
melalui data tertentu.
Penelitian
Eksperimental Sungguhan (True Experimental Research)
Penelitian yang menggunakan metode eksprimental sungguhan
adalah untuk mengatahui sebesar apa kemungkinan saling berhubungan sebab akibat
dengan cara mengenakan.
Penelitian
Eksperimental-semu (Quasi-Eksperimental Research)
Penelitian eksperimental-semu adalah untuk mendapatkan
informasi yang merupakan perkiraan atau hipotesis bagi informasi yang dapat diperoleh
dengan eksperimen yang sebenarnya.
Penelitian
Tindakan (Action Research)
Penelitian korelasional adalah sebuah penelitian yang
digunakan untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor
berhubungan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain.
Pendeteksian ini dilihat berdasarkan pada koefisien korelasi.
Ciri Ciri Psikologi
Eksperimen
Manipulasi, merupakan kegiatan
peneliti dalam memberikan perlakuan kepada subjek eksperimen, manipulasi bisa
hanya dilakukan pada satu variabel bebas atau lebih ketika variabel bebasnya
hanya satu, maka variabel independen itu harus bisa dimanipulasi.
Mengendalikan
atau control,
merupakan suatu upaya yang menurut para peneliti digunakan untuk mencegah
pencemaran pengaruh terhadap variabel. Cara mengendalikan atau mengontrol yaitu
: mengeliminasi (keberadaan dari variabel tersebut dihilangkan), konstansi
(yaitu dengan dibuat sama atau konstan sehingga variasinya hilang. Kemudian,
konstansi bisa melalui karakteristik subjek dan kondisi lingkungan), pemilihan
acak (dengan pengelompokan subjek ke dalam suatu kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen. Sehingga, randomisasi bias menjadi karakteristik eksperimen
sendiri).
Klausalitas, yaitu hubungan sebab-akibat
antar variabel yang dapat disederhanakan dalam pola-pola tertentu, biasanya
berdasarkan munculnya satu gejala atas gejala yang lain.
Peranan Metode Psikologi
Eksperimen
Evaluation
of a Theory,
maksudnya adalah penelitian psikologi eksperimen bertujuan untuk mengevaluasi
teori. Artinya, dari teori yang sudah perlu dilakukan evaluasi kembali dan
diuji kebenarannya dan perbaharuannya dengan menggunakan penelitian lagi.
Satisfaction
of Curiousity,
penelitian psikologi eksperimen yang memiliki tujuan untuk menimbulkan kepuasan
terhadap rasa ingin tahu peneliti. Hal ini dikarenakan karena proses yang
dilakukan pada penelitian psikologi eksperimen dapat membuktikan dan mereplikasi
ataupun menemukan hal baru.
Demonstration
of New Method Technique, penelitian psikologi eksperimen bertujuan untuk menemukan
metode atau teknik baru mengenai hubungan variabel bebas dan variabel
bergantung.
Demonstration
of a Behavioral Phenomena, penelitian psikologi eksperimen memiliki tujuan untuk
memaparkan fenomena perilaku tertentu melalui pengamatan kondisi yang
terkontrol ketat.
Investigation
of Condition Influenching Behavioral Phenomena, penelitian
psikologi eksperimen yang memiliki tujuan untuk mengambil kemungkinan peneliti
menyelidiki fenomena perilaku yang muncul terkait dengan latar belakang perilaku
tersebut muncul.
Pengaruh
Ilmu Fisiologi Terhadap Ilmu Psikologi
Penelitian fungsi otak,
memetakan
fungsi otak,menentukan bagian spesifik dari otak yang mengkontrol fungsi
kognitif.
Penelitian sistem syaraf,
sistem
syaraf seperti sebuah konduktor listrik dan system syaraf pusat/otak berfungsi
sebagai pusat pengontrol yang bertugas memindahkan impuls dari/ke jaringan syaraf
sensoris atau jaringan syaraf motoris.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar