Jumat, 07 Oktober 2022

 

Perkembangan Awal Dalam Fisiologi Dan Tumbuhnya Psikologi Eksperimen

Halo teman-teman semua! balik lagi nih sama aku yang bakalan berbagi ilmu yang sangat bermanfaat bagi teman-teman semua. Nah kali ini aku bakalan share apa saja ilmu yang aku dapetin dari kelas Psikologi Umum I pertemuan ketujuh bersama ibu Mafaza, S.Psi., M.Sc yang membahas tentang “Perkembangan Awal Dalam Fisiologi Dan Tumbuhnya Psikologi Eksperimen”.

 

Fisiologi

Fisiologi diambil dari bahasa Yunani fisis yang berarti asal usul, pengertian, hakikat. Sedangkan logia berarti makna-makna penelitian. Jadi, fisiologi adalah salah satu cabang ilmu biologi yang berkaitan dengan pencarian atau pembahasan suatu system keberlangsungan tentang kehidupan.

Ilmu fisiologi dimulai tahun 420SM hingga zaman Hipokrates, yang juga dikenal sebagai bapak kedokteran. Pemikiran kritis dari Aristoteles dan perhatiannya pada hubungan antara struktur dan fungsi menandai dimulainya ilmu fisiologi pada Yunani Kuno.

Jean Fernel, seorang peneliti berkewarganegaraan Prancis memperkenalkan istilah "fisiologi" pada tahun 1525. Namun fisiologi eksperimental baru diawali pada abad ke-17, ketika ahli anatomi William Harvey menjelaskan adanya sirkulasi darah. Herman Boerhaave sering disebut sebagai bapak fisiologi karena karyanya berupa buku teks berjudul Institutiones Medicae (1708) dan cara mengajarnya yang cemerlang di Leiden.

Pada abad ke-19, ilmu fisiologi mulai berkembang dengan pesat, secara khusus pada tahun 1838 dengan ditemukannya teori sel oleh Matthias Schleiden dan Theodor Schwann. Secara radikal teori ini menyatakan bahwa organisme terdiri atas unit yang disebut sel. Claude Bernard (1813–1878) kemudian menemukan konsep milieu interieur (lingkungan internal), yang kemudian disebut sebagai "homeostasis" oleh peneliti dari Amerika, Walter Cannon.

Pada abad ke-20, ahli biologi juga mengalami ketertarikan pada bagaimana organisme selain manusia melakukan fungsinya, yang kemudian menimbulkan adanya fisiologi komparatif dan ekofisiologi. Pada tahun belakangan, fisiologi evolusi telah menjadi salah satu subdisiplin dari fisiologi.

Pada awalnya orang-orang tertarik dengan perbedaan individu dalam bereaksi, menghadapi realita, mempersepsikan ketika melihat sensasi. Pada zaman dahulu, para astronom sedang mengamati bintang-bintang dan titik jatuhnya ke teleskop. Ternyata antara para astronom yang mengamati terdapat perbedaan. Awalnya mereka mengira itu adalah sebuah kesalahan. Namun, ternyata masing-masing mata kita menangkap sensasi tadi dengan persepsi bentuk yang berbeda-beda. Dari sinilah mereka mulai tertarik bagaimana proses serta perbedaan individu dalam melihat dan menerima sensasi sehingga memunculkan persepsi. Mereka mulai tertarik mendalami perbedaan tiap individu dalam menghadapi reaksi-reaksi.  Akhirnya mereka membahas mengenai fungsi saraf, perbedaan-perbedaannya, reaksi, dll.

Discrepensi adalah perbedaan. Hubungannya dengan persepsi dan sensasi adalah ketika kita melihat sesuatu di dunia nyata, maka terdapat perbedaan tiap individu dalam mempersepsikannya. Sehingga muncul pertanyaan mengenai persepsi itu muncul darimana. Salah satunya dijelaskan oleh Newton bahwa ketika kita melihat warna putih, otak kita menangkap bahwa sebenarnya itu adalah campuran dari berbagai macam warna namun kita mempersepsikan kalau itu warna putih. Menurut seorang ahli, ketika ada warna kuning dan biru yang berdekatan kita mempersepsikan bahwa itu adalah warna abu-abu. Padahal warna abu-abu itu tidak ada di realita. Inilah yang membuat para ahli tertarik untuk mendalami ilmu-ilmu dibidang fisiologi dan keterkaitannya dengan system saraf serta sensasi dam persepsi. Terdapat 2 perbedaan : perbedaan waktu reaksi dan perbedaan antara stimulus fisik di realita dan apa yang kita persepsikan.

Perbedaan individu ada 2. Yang pertama yaitu Realitas objektif, berada di luar persepsi. Ini adalah kejadian yang benar terjadi seperti matahari yang bersinar. Yang kedua yaitu Realitas subjektif, adalah apa yang dipersepsi, reaksi kesadaran terhadap realitas objektif. Realitas subjektif tidak mengandung objek, hanya ingatan dan pengalaman.

 

Tokoh-tokoh Fisiologi

Kelompok Ahli yang Membahas tentang Sensasi, Persepsi, Warna

Johannes Muller (1801-1858)

Menurutnya ada 5 saraf sensori. Inti teori Muller ada 2, yaitu :

·   Menemukan adanya Adequate stimulation, yaitu masing-masing indra kita memiliki karakteristik stimulus yang spesifik yang hanya akan peka terhadap stimulus tersebut.

·  Menurutnya, sensasi yang kita terima tidak ditentukan oleh stimulus fisik, tapi ditentukan oleh sistem saraf di otak. 

Herman von Helmholtz (1821-1894)

Inti teori Helmholtz yaitu :

·    Dia menentang vitalisme yang didukung Muller, yaitu kehidupan tidak dapat dijelaskan dengan proses fisika dan kimia saja tetapi ada sesuatu yang selamanya berada diluar jangkauan analisis ilmiah (spirit/roh) atau secara biologis. Ada perbedaan antara makhluk hidup dan makhluk tidak hidup. Makhluk hidup memiliki roh yang sulit dijelaskan dengan fisika dan kimia. Sedangkan menurut Helmholtz, kehidupan dapat dijelaskan melalui proses fisika dan kimia, tidak melihat sesuatu yang misterius. Keduanya mendapatkan pertentangan bahwa dalam memandang manusia tidak hanya dari fisis atau biologis saja, tetapi keduanya harus berinteraksi. Ia adalah seorang yang materialis, sesuatu itu harus nyata.

·    Yang kedua ia menyampaikan tentang principal conservation of energy, yaitu energy tidak diciptakan baru, melainkan bertransformasi.

·       Menemukan rate of nerve conduction, yaitu seberapa cepat jalannya impuls/rangsangan di saraf untuk mencapai otot. Menurutnya yaitu 100 m/s. Semakin dekat stimulus dengan otot, maka semakin cepat proses rangsangannya terjadi.

·      Teori persepsi, yaitu pengalaman masa lalu mempengaruhi persepsi dari sensasi yang diterima.

·    Teori warna (sikromatik) yaitu merah, hijau, dan biru. Ribuan warna yang kita lihat merupakan aktivitas kombinasi dari ketiga jenis warna dengan sel kerucut. Sel kerucut itu tidak terlalu sensitif dan peka terhadap warna.

·     Teori pendengaran, bahwa serabut-serabut ditelinga kita jumlahnya mencapai ribuan dengan karakteristik yang berbeda-beda. Membrane utama telinga yaitu basilar. Serat yang berbeda disepanjang membran basilar sensitif terhadap perbedaan frekuensi gelombang suara. Serat pendek akan merespon frekuensi yang lebih tinggi. Sedangkan serat panjang akan merespon frekuensi yang lebih rendah.

·      Teori tanda, yaitu tugas pikiran adalah menciptakan konsepsi realitas yang akurat dari “tanda” yang diterima indra. Ada hubungan dinamis antara kemauan, sensasi, dan refleksi ketika pikiran menciptakan pandangan dari realitas eksternal atau dari tanda yang kita lihat. Refleksi adalah perubahan arah rambat cahaya ke arah sisi asal.

 

Ewald Hering (1834-1918)

Inti teori Hering yaitu :

·    Persepsi ruang, mata kita memiliki kemampuan innate (bawaan dari lahir) untuk secara otomatis menerjemahkan 3 stimulus (ketinggian, kedalaman, posisi kanan-kiri/reflection).

·    Persepsi warna, ia tidak setuju dengan Helmholtz. Menurut Helmholtz satu reseptor warna kita sensitif terhadap 3 warna. Sedangkan menurut Hering kita memiliki tiga reseptor warna dan satu reseptor warna kita sensitif terhadap dua warna (merah-hijau, biru-kuning, hitam-putih). Hal ini terjadi karena dia mengamati adanya peristiwa after image, yaitu ketika dia melihat warna merah terlalu lama maka saat dia memalingkan pandangannya ke arah lain maka dia akan melihat warna hijau. Menurutnya di satu reseptor itu ada dua sisi, misalnya warna merah disisi atas dan warna hijau disisi bawah. 

 

Christine Ladd-Frankline (1847-1930)

Ia adalah salah satu ahli fisiologi wanita yang paling terkenal. Doctor degree nya tidak dikeluarkan karena dia perempuan yang pada saat itu kedudukan perempuan sangat rendah. Inti teorinya yaitu :

·    Teori evolusi warna, bahwa ternyata zaman dahulu makhluk hidup itu terlahir tanpa mampu melihat warna. Namun lama kelamaan kita mampu melihat warna. Ia lebih setuju dengan teori Hering. Ia melihat bahwa masing-masing reseptor itu terdiri dari 2 warna.

·     Bagian mata yang paling berkembang yaitu Fovea (sel kerucut/cone) dapat digunakan pada hari yang terang dan sensitif terhadap cahaya. Dari fovea pindah ke periveral retina (sel batang/rod) yang digunakan saat gelap karena tidak sensitif terhadap cahaya sehingga kemampuan membedakan warna hilang.


Kelompok Ahli yang Membahas tentang Fungsi Otak

Frenologi

Fisiognomi, karakter seseorang dapat kita analisis dengan melihat fitur wajahnya, struktur tubuhnya, atau kebiasaannya. Sedangkan frenologi, karakter seseorang dapat diketahui dengan memeriksa benjolan pada tengkoraknya. Frenologi adalah bagian dari fisiognomi. Frenologi lebih ke bagian otak. Namun pada zaman dahulu MRI belum ada sehingga orang-orang hanya bisa melihat dari benjolan di kepalanya akibat dari cekungan atau benjolan di otak.

Franz Joseph Gall (1758-1828)

Faculty of the mind atau mental faculties dahulu ada 5 yaitu pikiran, imajinasi, memori, kehendak, dan sensasi. Masing-masingnya diletakkan di area yang berbeda. Masing-masing area tersebut mewakili tiap faculty dalam menjelaskan proses mental yang berbeda. Sudah ada pengetahuan bahwa walaupun bagian-bagian otak itu berkaitan, namun mereka memiliki fungsi spesifik yang berbeda-beda.

Salah satu teorinya yang menarik yaitu ketika bagian-bagian otak tersebut digunakan dan dimaksimalkan serta mendapatkan stimulus, mendapatkan kesempatan untuk bereksplorasi maka bagian otak tersebut akan mengalami benjolan (sel saraf banyak). Sedangkan jika tidak digunakan maka bagian-bagian otak tersebut lebih sedikit sel sarafnya. Joseph Gall menemukan teori ini melalui penelitiannya terhadap hewan dan orang yang telah meninggal.

 

Pierre Flourens (1794-1867)

Menurutnya ada affective faculties dan intellectual faculties yang terdiri dari 35 cabang faculty. Dibandingkan dengan yang sekarang ada beberapa yang sama namun banyak yang berbeda karena pada saat itu metode penelitiannya belum cukup baik. Dia mendapatkan teori ini melalui abletions yaitu penghilangan atau perusakan suatu jaringan pada bagian-bagian otak tertentu.

 

Paul Broca (1824-1880)

Dia hanya fokus dengan satu bidang, yaitu proses penggunaan bahasa. Dia melakukan pengamatan perilaku orang-orang yang mengalami gangguan bahasa di rumah sakit. Dan ketika orang-orang yang mengalami gangguan bahasa tersebut meninggal, Broca melakukan otopsi terhadap otaknya dan menemukan lessi (area otak yang jaringannya mengalami kerusakan). Jadi dapat disimpulkan bahwa bagian otak yang mengalami kerusakan itu adalah bagian otak yang berkaitan dengan kemampuan memproduksi Bahasa yang dikenal dengan bagian broca. Orang yang mengalami gangguan bahasa tidak bisa memproduksi bahasa tetapi kemampuan-kemampuan lainnya tidak terganggu.

Kemudian ada salah satu ahli yang bernama Wernicke yang mencoba menjelaskan mengenai kemampuan pemahaman bahasa di bagian Wernicke area. Jadi dapat kita lihat bahwa bagian-bagian otak itu memiliki fungsi yang spesifik. Kerusakan di bagian tertentu belum tentu mempengaruhi bagian lain.

https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fwww.kompasiana.com%2Fwardatussholihah0550%2F6224f252bb448669fe21e812%2Fmengenal-area-otak-besar-broca-dan-wernicke&psig=AOvVaw1vXlwUQAxTRO6ekprxtyZi&ust=1665288241541000&source=images&cd=vfe&ved=0CAwQjRxqFwoTCPjtlqPgz_oCFQAAAAAdAAAAABAD

Kritik terhadap teori Broca yaitu terkait ukuran otak. Dimana menurut Broca semakin besar ukuran otak seseorang maka orang tersebut semakin pintar.

 

Gustav Fritsch (1838-19270, Edward Hitzig (1838-1907), David Farrier (1843-1928)

Gustav Fritsch dan Edward Hitzig menemukakan dua hal penting. Pertama, korteks tidak peka atau sensitif. Kedua, mereka menemukan bahwa ketika area tertentu dari korteks dirangsang, maka akan timbul gerakan otot yang berlawanan.

David Ferrier menyempurnakan penelitian yang dilakukan oleh Fritsch dan Hitzig. Ia menggunakan monyet sebagai subjek dan stimulasi listrik yang lebih halus, ia mampu menghasilkan sebuah peta yang lebih diartikulasikan dari korteks motorik. Ia juga mampu menimbulkan perilaku rumit seperti kedutan kelopak mata, jentikan telinga, dan gerakan satu digit. Dia merangkum temuannya di The Functions of the Brain” yang memiliki banyak dampak pada komunitas ilmiah. Salah satu hasilnya adalah membuka era modern bedah saraf. Ahli bedah saraf sekarang beralih ke peta fungsional otak untuk panduan.

 

Psikologi Eksperimen

Psikologi eksperimen adalah salah satu ranah penelitian dalam psikologi modern yang menggunakan metode eksperimen sebagai alat utama dalam melakukan penelitian. Eksperimen dalam psikologi ditandai dengan adanya perlakuan. Penelitian awal dalam psikologi yang menggunakan metode eksperimen berkaitan dengan sensasi, persepsi, proses belajar, pengkondisian, motivasi, dan emosi. Dengan metode eksperimen, sebuah penelitian dapat dipertanggung jawabkan.


Tokoh-tokoh Psikologi Eksperimen

Ernst Heinrich Weber (1795 – 1878 M)

Ia menjelaskan mengenai two-point threshold, yaitu jarak terkecil tubuh kita dapat mendeteksi rangsangan yang berbeda. Weber memberikan tekanan atau sentuhan pada kulit di dua titik yang berbeda. Tujuannya untuk menentukan ambang batas minimum jarak antara titik rangsangan tadi yang dapat dideteksi individu sebagai dua rangsangan yang berbeda. Menurutnya jarak minimum itu adalah 1mm.

Selain itu Weber juga melakukan eksperimen tentang kinestetis. Ia mampu menentukan Just Noticeable Difference (JND), yaitu jarak minimal stimulus yang harus diberikan agar individu dapat mendeteksi adanya perbedaan stimulus pertama dengan kedua. Weber Law (Hukum Weber) ada tiga, yaitu mengenai two-point threshold, JND, dan bagaimana konstan JND.

 

Gustav Theodore Fechner

Dia tertarik dengan melihat psikofisik, yaitu keterkaitan antara kondisi psikologis dengan kondisi fisik. Dia menambahkan teori Weber yaitu untuk mendeteksi perubahan suatu stimulus maka harus diberikan stimulus yang sangat besar. Menurutnya ada 3 metode untuk melakukan eksperimen : method of limits (membandingkan apakah dengan memberikan stimulus A akan lebih berat atau ringan daripada memberikan stimulus B. Tergantung stimulus apa yang diberikan nantinya), method of constant stimuli (ada satu kelompok yang diberikan stimulus yang sama) dan method of adjustment (misalnya diberikan 2 hal yang berbeda, maka agar sama apa yang harus kita lakukan).

 

Wilhelm Wundt (1832-1920)

Wundt melakukan penelitian tentang sensasi, persepsi, perasaan, dan kesadaran. Hasil penelitiannya selanjutnya ditulis dalam bentuk buku, diantaranya berjudul Physiologische. Eksperimennya didasarkan atas eksperimen-eksperimen dalam bidang fisiologi yang dapat membantu penelitian-penelitian psikologi modern. Pada awal tahun 1862, Wundt melakukan eksperimen yang membuatnya percaya bahwa disiplin penuh psikologi eksperimental adalah mungkin. Wundt menunjukkan bahwa butuh sekitar 1/10 detik untuk mengalihkan perhatian seseorang dari suara bel ke posisi bandul atau sebaliknya. Wundt percaya bahwa, dengan "pengukur pikiran," dia telah menunjukkan bahwa manusia hanya dapat untuk mengalihkan perhatian secara sukarela dari satu stimulus ke stimulus lainnya dalam waktu sekitar 1/10 detik.


Pendekatan Psikologi Eksperimen

Penelitian Korelasional (Correlational Research)

Penelitian korelasional adalah sebuah penelitian yang digunakan untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berhubungan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain. Pendeteksian ini dilihat berdasarkan pada koefisien korelasi.

Penelitian Kausal-Komparatif (Causal-Comparative Research)

Penelitian kausal komparatif adalah untuk mengetahui dan menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat. Penelitian ini dilakukan berdasarkan pengamatan terhadap efek yang ada, kemudian kembali menemukan aspek yang diduga sebagai penyebab melalui data tertentu.

Penelitian Eksperimental Sungguhan (True Experimental Research)

Penelitian yang menggunakan metode eksprimental sungguhan adalah untuk mengatahui sebesar apa kemungkinan saling berhubungan sebab akibat dengan cara mengenakan.

Penelitian Eksperimental-semu (Quasi-Eksperimental Research)

Penelitian eksperimental-semu adalah untuk mendapatkan informasi yang merupakan perkiraan atau hipotesis bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya.

Penelitian Tindakan (Action Research)

Penelitian korelasional adalah sebuah penelitian yang digunakan untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berhubungan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain. Pendeteksian ini dilihat berdasarkan pada koefisien korelasi.

 

Ciri Ciri Psikologi Eksperimen

Manipulasi, merupakan kegiatan peneliti dalam memberikan perlakuan kepada subjek eksperimen, manipulasi bisa hanya dilakukan pada satu variabel bebas atau lebih ketika variabel bebasnya hanya satu, maka variabel independen itu harus bisa dimanipulasi.

Mengendalikan atau control, merupakan suatu upaya yang menurut para peneliti digunakan untuk mencegah pencemaran pengaruh terhadap variabel. Cara mengendalikan atau mengontrol yaitu : mengeliminasi (keberadaan dari variabel tersebut dihilangkan), konstansi (yaitu dengan dibuat sama atau konstan sehingga variasinya hilang. Kemudian, konstansi bisa melalui karakteristik subjek dan kondisi lingkungan), pemilihan acak (dengan pengelompokan subjek ke dalam suatu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Sehingga, randomisasi bias menjadi karakteristik eksperimen sendiri).

Klausalitas, yaitu hubungan sebab-akibat antar variabel yang dapat disederhanakan dalam pola-pola tertentu, biasanya berdasarkan munculnya satu gejala atas gejala yang lain.

 

Peranan Metode Psikologi Eksperimen

Evaluation of a Theory, maksudnya adalah penelitian psikologi eksperimen bertujuan untuk mengevaluasi teori. Artinya, dari teori yang sudah perlu dilakukan evaluasi kembali dan diuji kebenarannya dan perbaharuannya dengan menggunakan penelitian lagi.

Satisfaction of Curiousity, penelitian psikologi eksperimen yang memiliki tujuan untuk menimbulkan kepuasan terhadap rasa ingin tahu peneliti. Hal ini dikarenakan karena proses yang dilakukan pada penelitian psikologi eksperimen dapat membuktikan dan mereplikasi ataupun menemukan hal baru.

Demonstration of New Method Technique, penelitian psikologi eksperimen bertujuan untuk menemukan metode atau teknik baru mengenai hubungan variabel bebas dan variabel bergantung.

Demonstration of a Behavioral Phenomena, penelitian psikologi eksperimen memiliki tujuan untuk memaparkan fenomena perilaku tertentu melalui pengamatan kondisi yang terkontrol ketat.

Investigation of Condition Influenching Behavioral Phenomena, penelitian psikologi eksperimen yang memiliki tujuan untuk mengambil kemungkinan peneliti menyelidiki fenomena perilaku yang muncul terkait dengan latar belakang perilaku tersebut muncul.

 

Pengaruh Ilmu Fisiologi Terhadap Ilmu Psikologi

Penelitian fungsi otak, memetakan fungsi otak,menentukan bagian spesifik dari otak yang mengkontrol fungsi kognitif.

Penelitian sistem syaraf, sistem syaraf seperti sebuah konduktor listrik dan system syaraf pusat/otak berfungsi sebagai pusat pengontrol yang bertugas memindahkan impuls dari/ke jaringan syaraf sensoris atau jaringan syaraf motoris.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Psikologi Gestalt dan Kognitif Halo teman-teman semua! Gimana nih kabarnya? Mudah-mudahan selalu dalam keadaan sehat yaa… Oke kali ini a...