Rabu, 07 Desember 2022

 

Psikoanalisa

Halo teman-teman semua! Gimana nih kabarnya? Mudah-mudahan selalu dalam keadaan sehat yaa…

Oke kali ini aku bakalan share apa saja yang udah dibahas pada pertemuan ke tigabelas mata kuliah Psikologi Umum I. Kali ini bersama dosen bu Diny Amenike, M.Psi., Psikolog yang biasa dipanggil bu Keke ya teman-teman.

 

Pendahulu dari Perkembangan Psikoanalisis

Sigmund Freud (1856–1939)

Sigmund Freud merupakan psikiatris yang lahir tahun 1856 di Jerman. Ia juga dikenal dengan sebutan Bapak Psikoanalisis karena berhasil menemukan cabang aliran Psikoanalisa. Freud merupakan seorang ahli saraf yang menekuni neurologi dan banyak melakukan pengobatan untuk orang-orang yang memiliki gangguan saraf.

Selama melakukan perawatan dan pengobatan untuk orang-orang dengan gangguan saraf, Freud mengatakan bahwa kebanyakan apa yang kita lakukan dan pikirkan hasil dari keinginan atau dorongan yang mencari pemunculan dalam perilaku dan pikiran. Artinya, kebanyakan dari kita lebih banyak menggunakan dorongan tidak sadar selama melakukan suatu perilaku dan aktivitas, ide ini disebut juga dengan unconscious motivation (motivasi tidak sadar) yang menjadi pokok utama pembahasan psikoanalisa Freud.

 

Episode Kokain

Dia menemukan bahwa obat itu meredakan perasaan depresinya dan menyembuhkan gangguan pencernaannya, membantunya bekerja, dan tampaknya tidak memiliki efek samping negative. Perbaikan nyata yang disebabkan oleh kokain pada pasien Freud membuatnya merasa untuk pertama kalinya bahwa dia adalah seorang dokter sejati. Dia menjadi pendukung kokain yang antusias dan menerbitkan enam artikel dalam dua tahun berikutnya yang menjelaskan manfaat kokain.

Carl Koller (1857-1944), salah satu rekan muda Freud, belajar dari Freud bahwa kokain dapat digunakan sebagai obat bius. Koller tertarik pada oftalmologi dan mengejar pengamatan Freud karena berkaitan dengan operasi mata. Dalam beberapa bulan, Koller menyampaikan makalah yang menjelaskan bagaimana operasi mata yang sebelumnya tidak mungkin, namun dengan menggunakan kokain sebagai obat bius maka operasi mata dapat dilakukan dengan mudah.

Pada tahun 1884, Freud memberikan kokain kepada rekan sekaligus temannya Ernst von Fleischl-Marxow (1846–1891), yang kecanduan morfin. Niat Freud adalah untuk mengubah Fleischl, yang merupakan fisikawan dan ahli fisiologi terkemuka, dari morfin menjadi kokain karena Freud percaya bahwa kokain tidak berbahaya. Namun, Fleischl meninggal sebagai pecandu kokain. Laporan tentang kecanduan kokain mulai berdatangan dari seluruh dunia, dan obat tersebut mendapat serangan hebat dari komunitas medis. Freud dikritik habis-habisan karena advokasi kokain sembarangan, yang sekarang disebut sebagai "momok ketiga umat manusia" (dua lainnya adalah morfin dan alkohol).

 

Pengaruh Awal pada Perkembangan Psikoanalisis

Joseph Breuer dan Kasus Anna O.

Joseph Breuer (1842-1925) telah membuat penemuan penting mengenai refleks yang terlibat dalam pernapasan, dan dia adalah salah satu orangpertama yang menunjukkan bagaimana kanal setengah lingkaran memengaruhi keseimbangan. Freud belajar dari Breuer tentang perlakuan terhadap seorang wanita, yang secara anonim disebut sebagai Fraulein Anna O., yang pada dasarnya meluncurkan psikoanalisis. Karena Breuer mulai merawat Anna O. pada tahun 1880, ketika Freud masih menjadi mahasiswa kedokteran, Freud memberi Breuer kredit untuk menciptakan psikoanalisis.

Anna O. adalah seorang yang cerdas, menarik, berusia 21 tahun yang memiliki berbagai gejala yang berhubungan dengan histeria. Pada satu waktu atau lainnya dia pernah mengalami kelumpuhan pada lengan atau kaki, gangguan penglihatan dan bicara, mual, kehilangan ingatan, dan disorientasi mental secara umum. Breuer menghipnotis wanita muda itu dan kemudian memintanya untuk mengingat keadaan di mana dia pertama kali mengalami gejala tertentu. Misalnya, salah satu gejalanya adalah matanya yang terus menyipit. Melalui hipnosis, Breuer menemukan bahwa dia diminta untuk berjaga di samping tempat tidur ayahnya yang sekarat. Kepedulian wanita yang dalam terhadap ayahnya membuat matanya berkaca-kaca sehingga ketika pria lemah itu bertanya Jam berapa dia harus memicingkan mata untuk melihat jarum jam. Breuer menemukan bahwa setiap kali dia melacak gejala ke asalnya, yang biasanya merupakan pengalaman traumatis, gejala tersebut menghilang baik sementara atau permanen.

Satu per satu, gejala Anna O. berkurang dengan cara ini. Seolah-olah gagasan tertentu yang sarat emosi tidak dapat diungkapkan secara langsung melainkan dimanifestasikan dalam gejala fisik. Saat seperti itu ide patogen diberi ekspresi sadar energi mereka hilang, dan gejala yang mereka mulai menghilang. Karena kelegaan mengikuti pelepasan emosi, yang pada gilirannya mengikuti ekspresi ide patogen, Breuer menyebut pengobatan itu metode katarsis.

ristoteles telah menggunakan istilah itu katarsis ( dari bahasa Yunani katharsis, yang berarti memurnikan) untuk menggambarkan pelepasan emosi dan perasaan pemurnian yang dialami penonton saat mereka melihat sebuah drama. Anna 0. menyebut metode ini sebagai "penyembuhan berbicara" atau "Menyapu cerobong asap." Breuer menemukan bahwa katarsis terjadi selama trans hipnosis atau saat Anna 0. sangat rileks. Perawatan Breuer terhadap Anna O. dimulai pada Desember 1880 dan berlanjut hingga Juni 1882. Selama waktu itu Breuer biasanya melihatnya beberapa jam setiap hari. Beberapa waktu setelah perawatan dimulai, Anna O. mulai menanggapi Breuer seolah-olah dia adalah ayahnya, sebuahproses yang kemudian disebut pemindahan (transference).

Semua emosi yang pernah Anna ungkapkan kepada ayahnya, baik positif maupun negatif, sekarang dia ungkapkan kepada Breuer. Breuer juga mulai mengembangkan perasaan emosional terhadap Anna, sebuah proses yang kemudian disebut countertransference. Karena banyaknya waktu yang terlibat dan karena keterlibatan emosionalnya dalam kasus ini mulai berdampak negatif pada pernikahannya dan kewajiban profesional lainnya, Breuer memutuskan untuk menghentikan perlakuannya terhadap Anna O. Freud memberikan berbagai penjelasan tentang bagaimana Anna O. menanggapi penghentian perawatan Breuer, dan akhirnya akun ini berkembang menjadi cerita yang diterima secara luas sebagai fakta. Menurut Freud, Breuer mengunjungi Anna O sehari setelah dia mengumumkan penghentian pengobatannya dan menemukan bahwa dia telah mengembangkan kehamilan histeris (hantu) dan sedang mengalami persalinan histeris. Setelah ditanyai, Breuer mengetahui bahwa itu adalah anak khayalannya yang sedang dilahirkan. Ernest Jones (1953), penulis biografi Freud, menggambarkan kisah Freud tentang apa yang terjadi selanjutnya:

Meskipun sangat terkejut, dia [Breuer] berhasil menenangkannya dengan menghipnotisnya, dan kemudian membersihkan rumah dengan keringat dingin. Keesokan harinya dia dan istrinya berangkat ke Venesia untuk menghabiskan bulan madu kedua, yang menghasilkan pembuahan seorang putri.

Menurut Freud, Breuer sangat kesal dengan kasus Anna O. sehingga dia tidak pernah lagi menangani kasus histeria lainnya. Hirschmüller (1989) mengoreksi catatan sejarah: Breuer tidak mengakhiri perlakuannya terhadap Anna O. secara tiba-tiba tetapi dengan hati-hati merencanakannya dengan berkonsultasi dengan ibunya; tidak ada kehamilan yang histeris dan karena itu tidak perlu menghipnotis Anna O. dan meninggalkan rumah dengan "keringat dingin"; the Breuers pergi ke Gmunden untuk liburan keluarga, bukan ke Venesia; putri mereka lahir pada tanggal 11 Maret 1882, jauh sebelum Breuers melanjutkan "bulan madu kedua mereka; dan akhirnya, Breuer terus menangani kasus histeria, meskipun dia mungkin meninggalkan metode katarsis.

 

Nasib Anna O.

Pengobatan Breuer efektif karena wanita tersebut kemudian menjadi pekerja sosial terkemuka di Jerman. setelah Breuer menghentikan pengobatannya. Dokumen menunjukkan bahwa dia dirawat di sanatorium di 1882, masih menderita banyak penyakit yang telah dirawat Breuer. Catatan menunjukkan bahwa dia dirawat dengan sejumlah besar morfin saat berada di sanatorium dan bahwa dia terus menerima suntikan morfin bahkan setelah dibebaskan. Sedikit yang diketahui tentang hidupnya antara saat dia dibebaskan dari sanatorium dan kemunculannya sebagai pekerja sosial di akhir tahun 1880-an. Namun, Pappenheim akhirnya menjadi pemimpin dalam Gerakan feminis Eropa, seorang penulis drama; seorang penulis cerita anak- anak, pendiri beberapa sekolah dan klub untuk orang miskin, perempuan muda yang tidak sah, atau bandel; dan juru bicara yang efektif melawan perbudakan kulit putih dan aborsi.

Feminismenya terbukti dalam pernyataan berikut yang dia buat pada tahun 1922: "Jika ada keadilan di kehidupan selanjutnya, wanita akan membuat hukum di sana dan pria akan melahirkan anak" (E. Jones, 1953, hlm. 224) la juga tak mengizinkan gadis yang dalam pengasuhannya untuk dianalisis secara psikoanalisis. Ketika Pappenheim meninggal pada tahun 1936, penghormatan datang dari seluruh Eropa, termasuk satu dari Martin Buber, filsuf dan pendidik terkenal. Pada tahun 1954, pemerintah Jerman mengeluarkan perangko untuk menghormatinya, bagian dari rangkaian penghormatan kepada "pembantu kemanusiaan. Seberapa besar kesuksesan akhir Pappenheim dapat dikaitkan dengan pengalaman awalnya, termasuk perawatannya oleh Breuer, masih diperdebatkan. Breuer dan Freud menerbitkan Studi tentang hysteria (1895/1955), pertama kali kasus Anna O. dan tahun 1895 diambil sebagai tanggal pendirian resmi sekolah psikoanalisis.

 

Kunjungan Freud dengan Charcot

meskipun Freud mengetahui pekerjaan Breuer dengan Anna O. dia tetap menjadi ahli fiziologi materialistik-positivistik; la berusaha menjelaskan semua gangguan, termasuk histeria, hanya dalam istilah neurofisiologi. Seperti yang dilakukan kebanyakan dokter pada saat itu, Freud memandang psikologis penjelasan penyakit sebagai tidak ilmiah. Seperti yang telah kita lihat, Charcot menganggap histeria sebagai penyakit nyata yang dapat dipicu oleh ide-ide yang terpisah. Menanggapi histeria dengan serius dan mengusulkan penjelasan sebagian psikologis tentang penyakit tersebut membuat Charcot berbeda dari kebanyakan rekannya. Lebih lanjut Charcot menegaskan bahwa histeria terjadi pada laki-laki maupun perempuan. Pendapat ini menimbulkan kehebahan karena sejak zaman Yunani ada anggapan bahwa histeria disebabkan oleh gangguan pada rahim.

Freud mengklaim hahwa Charcot telah mengatakan kepadanya adanya hubungan antara faktor seksual dan histeria (Charcot menyangkal ini). Pelajaran terakhir yang dipelajari Freud dari Charcot adalah bahwa seseorang dapat melawan komunitas medis yang sudah mapan jika dia memiliki cukup prestise. Freud kembali ke Wina pada 15 Oktober, 1886, mempresentasikan makalah berjudul "On Male Hysteria" kepada perhimpunan dokter Wina, di mana ia mempresentasikan dan mendukung pandangan Charcot tentang histeria. Presentasi tersebut kurang diterima karena menurut Frend its terlalu radikal, menunjukkan bahwa alasannya adalah bahwa pandangan Charcot tentang histeria, termasuk gagasan bahwa histeria bukanlah suatu kelainan yang terbatas pada wanita, audah dikenal luas dalam komunitas medis. Lebih jauh lagi, para dokter percaya bahwa ide Charcot disajikan terlalu positif dan tidak kritis; masih terlalu banyak ketidakpastian tentang pandangan dan teknik Charcot untuk membenarkan kepastian tersebut.

Pada 25 April 1886, Freud mendirikan praktik pribadi sebagai ahli saraf di Wina, dan pada 13 September 1886, la akhirnya menikah dengan Martha Bernays setelah bertunangan selama empat tahun. Freud akhirnya memiliki enam anak - tiga laki-laki dan tiga perempuan. Yang termuda, Anna (1895-1982), seperti yang akan kita lihat nanti di bab ini, kemudian menjadi psikoanalis anak yang terkenal di dunia dan mengambil alih kepemimpinan gerakan Freudian setelah kematian ayahnya. Freud segera mengetahui bahwa dia tidak dapat mencari nafkah yang memadal hanya dengan mengobati gangguan neurologis, dan dia membuat keputusan yang menentukan untuk mengobati histeria, menjadi salah satu dari sedikit dokter Wina yang Awalnya dia mencoba metode tradizional untuk mengobati gangguan neurologis - termasuk mandi, pijat, elektroterapi, dan penyembuhan istirahat - tetapi ternyata tidak efektif dalam pengobatan histeria. Pada titik ini, semua yang dia pelajari dari Breuer tentang metode hatarsis dan dari Charcot tentang hipnosis menjadi relevan.

Ketika Freud menggunakan hipnosis saat merawat histeria, dia menghadapi beberapa masalah: Dia tidak bisa menghipnotis beberapa pasien; seringkali ketika suatu gejala hilang selama trans hipnosis, itu, atau beberapa gojala lain, akan muncul lagi kemudian; dan beberapa pasien menolak untuk mempercayai apa yang telah mereka ungkapkan di bawah hipnosis, sehingga mencegah diskusi rasional dan pemahaman tentang ingatan yang pulih. Pada tahun 1889 Freud mengunjungi Liebeault dan Bernheim di sekolah Nancy dengan harapan dapat meningkatkan keterampilan hipnosisnya. Dari mereka Freud belajar tentangsugesti posthypnotic, mengamati bahwa ide yang tertanam selama hypnosis dapat memengaruhi perilaku seseorang bahkan ketika orang tersebut tidak menyadarinya. Gagasan utuh yang tidak disadari seseorang dapat meainkan peran penting dalam perilaku orang tersebut. Meskipun pasion cenderung melupakan apa yang mereka alami salaam hypnosis (amnesia posthypnotic), pengamatan ini juga penting untuk perkembangan psikoanalis.

Lahirnya Asosiasi Bebas

Setelah kembali ke praktiknya di Wina, Freud menemukan bahwa hipnosis tidak efektif dan mencari alternatif lain. Kemudian dia ingat bahwa, ketika berada di sekolah Nancy, dia telah mengamati bahwa ahli hipnotis akan mengembalikan ingatan tentang apa yang telah terjadi selama hipnosis dengan meletakkan tangannya di dahi pasien dan berkata, "Sekarang kamu bisa ingat." Dengan pemikiran ini, Freud mencoba meminta pasiennya berbaring di sofa dengan mata tertutup tetapi tidak terhipnotis. Dia meminta pasien untuk mengingat pertama kali mereka mengalami gejala tertentu, dan pasien mulai mengingat kembali berbagai pengalaman tetapi biasanya tidak mencapai tujuan. Dengan kata lain, saat mereka mendekati ingatan akan pengalaman traumatis, mereka menunjukkannya perlawanan.

Pada titik ini Freud meletakkan tangannya di dahi pasien dan menyatakan bahwa informasi tambahan akan datang, dan dalam banyak kasus memang demikian. Freud menemukan ini teknik tekanan sama efektifnya dengan hipnosis, dan segera dia mengetahui bahwa dia bahkan tidak perlu menyentuh pasiennya; sekadar mendorong mereka untuk berbicara dengan bebas tentang apa pun yang muncul di benak mereka juga berhasil. Maka lahirlah metode Asosiasi bebas.

Dengan asosiasi bebas, fenomena penting dari resistensi, transferensi, dan kontratransferensi masih terjadi tetapi dengan keuntungan utama bahwa pasien sadar akan apa yang sedang terjadi. Dengan asosiasi bebas, seringkali lebih sulit untuk sampai pada pengalaman traumatis yang asli, tetapi setelah tercapai itu tersedia bagi pasien untuk menghadapinya dengan cara yang rasional. Bagi Freud, tujuan psikoterapi adalah untuk membantu pasien mengatasi resistensi dan secara rasional merenungkan pengalaman traumatis awal. Inilah mengapa dia mengatakan bahwa psikoanalisis yang benar dimulai hanya ketika hipnosis telah dibuang (Heidbreder, 1933). Freud menyamakan penggunaan asosiasi bebas dengan penggalian arkeolog atas kota yang terkubur. Hanya dari beberapa artefak yang terfragmentasi, struktur dan sifat kota harus dipastikan. Demikian pula, asosiasi bebas hanya memberikan gambaran sekilas yang terfragmentasi dari alam bawah sadar, dan dari pandangan itu psikoanalis harus menentukan struktur dan sifat alam bawah sadar seseorang.

Selama sesi terapi, Freud meminta pasiennya berbaring di sofa sementara dia duduk di belakang mereka. Freud memberikan dua alasan untuk pengaturan ini: (1) Ini meningkatkan asosiasi bebas, misalnya, dengan mencegah ekspresi wajah dan tingkah lakunya mempengaruhi aliran pikiran pasiennya; dan (2) dia tidak bisa mentolerir ditatap selama delapan jam atau lebih sehari.

 

Studi tentang Histeria

Breuer dan Freud mengemukakan sejumlah prinsip dasar psikoanalisis. Mereka mencatat bahwa histeria disebabkan oleh pengalaman traumatis yang tidak memungkinkan ekspresi yang memadai dan oleh karena itu terwujud dalam gejala fisik. Oleh karena itu, gejalanya bisa dianggap sebagai representasi simbolis pengalaman traumatis yang mendasari, yang tidak disadari oleh pasien. Karena pengalaman seperti itu traumatis, ia ditekan, yaitu, secara aktif ditahan di alam bawah sadar karena untuk merenungkannya akan menimbulkan kecemasan. Represi, adalah tanda bahwa terapis berada di jalur yang benar. Represi juga sering terjadi akibat konflik, kecenderungan untuk mendekati dan menghindari sesuatu yang dianggap salah.

Poin fundamentalnya adalah pengalaman atau konflik yang ditekan tidak akan hilang. Sebaliknya, mereka terus memberikan pengaruh yang kuat pada kepribadian seseorang. Satu-satunya cara untuk menangani materi yang ditekan dengan benar adalah membuatnya sadar dan dengan demikian menanganinya secara rasional. Bagi Freud, cara paling efektif untuk membuat kesadaran materi yang tertekan adalah melalui asosiasi bebas. Dengan hati-hati menganalisis konten asosiasi, gerakan, dan pemindahan bebas, analis dapat menentukan sifat dari pengalaman yang ditekan dan membantu pasien untuk menyadari dan menghadapinya. Jadi, dalam Studi tentang Histeria, Freud dengan jelas menguraikan keyakinannya akan pentingnya motivasi bawah sadar. Freud dan Breuer menulis kesimpulan terpisah untuk buku tersebut, dan Freud menekankan peran seks dalam motivasi bawah sadar. Pada saat itu, Freud berpendapat bahwa seseorang dengan kehidupan seks yang normal tidak dapat menjadi neurotik. Brever tidak setuju, malah mengatakan bahwa memori traumatis apa pun (tidak hanya yang bersifat seksual) dapat ditekan dan menyebabkan gejala neurotik. Kedua pria itu akhirnya berpisah. Studi tentang Histeria diterima dengan buruk, dan butuh 13 tahun untuk menjual 626 eksemplar, di mana setiap penulis menerima sekitar S 170.

 

Proyek Psikologi Ilmiah

Pada tahun 1895, tahun yang sama ketika Breuer dan Freud menerbitkan Studies on Hysteria, Freud menyelesaikan Project for a Scientific Psychology. Tujuan dari Proyek adalah untuk menjelaskan fenomena psikologis secara murni istilah neurofisik. Dengan kata lain, dia bermaksud menerapkan prinsip-prinsip fisiologi Helmholtzian, di mana dia dilatih, untuk mempelajari pikiran. Freud tidak puas dengan usahanya, dan Proyek tidak diterbitkan seumur hidupnya (diterbitkan dalam bahasa Jerman pada tahun 1950 dan dalam bahasa Inggris pada tahun 1954). Frustrasi dalam upayanya untuk menciptakan model pikiran neurofisik (medis), Freud beralih ke model psikologis, dan pengembangan psikoanalisis dimulai. Namun, Sirkin dan

Fleming (1982) menunjukkan bahwa, meskipun Proyek Frend gagal, itu mengandung banyak konsep yang muncul dalam karya psikoanalitiknya.

 

Teori Rayuan

Pada tanggal 21 April 1896, Freud mengirimkan sebuah makalah ke Psychiatric and Neurological Society di Wina berjudul "The Actiology of Hysteria". Makalah tersebut menyatakan bahwa, tanpa kecuali, pasien histeris Freud mengaitkannya dengan insiden masa kanak-kanak di mana mereka telah diserang secara seksual, Freud menyimpulkan bahwa serangan semacam itu adalah dasar dari semua histeria.  Setelah seseorang menunjukkan kepada mereka solusi untuk masalah yang berusia lebih dari seribu tahun, "sumber Sungai Nil"! Masson (1984) menunjukkan bahwa penerimaan bermusuhan oleh komunitas medis dari makalah Freud setidaknya sebagian bertanggung jawab atas pengabaian teori rayuan selanjutnya.

Freud memutuskan bahwa kejadian yang dibayangkan sangat nyata bagi pasiennya dan oleh karena itu sama traumatisnya seolah-olah itu benar-benar terjadi. Meskipun Freud kemudian mengklaim bahwa perubahannya dari rayuan yang nyata ke yang dibayangkan menandai awal sebenarnya dari psikoanalisis, Masson (1984) percaya bahwa profesi psikoanalisis akan lebih baik hari ini jika Freud tidak merevisi teorinya: Mereka percaya bahwa Freud menciptakan kenangan rayuan yang dikaitkan dengan pasiennya dan, oleh karena itu, diasumsikan bahwa ingatan ini adalah peristiwa nyata atau yang dibayangkan tidak relevan.

 

Analisis Diri Freud

Karena banyak kerumitan yang terlibat dalam proses terapi, Freud segera menyadari bahwa untuk menjadi seorang analis yang efektif, dia sendiri harus melakukan psikoanalisis. Karena tidak ada seorang pun yang tersedia untuk psikoanalisis Freud, dia mengambil pekerjaan itu sendiri.

Seiring dengan berbagai rasa tidak aman, seperti ketakutan yang intens akan perjalanan kereta api, motivasi utama analisis diri Freud adalah reaksinya terhadap kematian ayahnya pada musim gugur tahun 1896. Jelas, Freud tidak dapat menggunakan asosiasi bebas pada dirinya sendiri, jadi dia membutuhkan sarana lain untuk analisis dirinya. Freud berasumsi bahwa isi mimpi dapat dilihat dengan cara yang sama seperti gejala histeris.

Analisis diri Freud memuncak pada apa yang dia, dan orang lain. Artinya, itu adalah ekspresi simbolis dari keinginan yang tidak dapatndiungkapkan atau dipuaskan oleh si pemimpi secara langsung tanpa mengalami kecemasan.

Keinginan yang diekspresikan dalam bentuk simbolis selama tidur cukup disamarkan untuk memungkinkan si pemimpi melanjutkan tidurnya karena ekspresi langsung dari keinginan yang terlibat akan menghasilkan terlalu banyak kecemasan dan mengganggu tidur. Menurut Freud, interpretasi mimpi adalah urusan yang kompleks, dan hanya seseorang yang ahli dalam teori psikoanalitik yang dapat menyelesaikan tugas tersebut. Freud percaya bahwa meskipun simbol mimpi yang paling penting berasal dari pengalaman seseorang sendiri, ada juga simbol mimpi universal, yang memiliki arti yang sama dalam mimpi setiap orang. Setelah Freud menggunakan interpretasi mimpi untuk menganalisis dirinya sendiri, prosedur menjadi bagian integral dari psikoanalisis.

Pada tahun 1914 Freud berkata tentang mimpi, "Saya tidak mengetahui adanya pengaruh luar yang menarik minat saya kepada mereka atau mengilhami saya dengan harapan yang membantu". Dia juga mengatakan bahwa, sebelum pekerjaannya, bagi seorang dokter yang menyatakan ada nilai ilmiah dalam penafsiran mimpi akan "memalukan secara positif", dan dokter semacam itu akan "dikucilkan" dari komunitas medis. Krafft-Ebing percaya bahwa, untuk individu seperti itu, kecenderungan heteroseksual tidak disadari dan diungkapkan hanya melalui analisis mimpi.

 

Psikoanalisis

Psikoanalisa menurut Freud merupakan salah satu pandangan dari bidang psikologi yang berfokus pada dinamika dan faktor-faktor psikis yang mempengaruhi perilaku manusia. Ego merupakan aspek psikologis dari diri manusia yang bekerja dengan prinsip berdasarkan realitas dengan cara menghindarkan ketidaknikmatan dengan cara tertentu sesuai realita dan kondisi.

 

Komples Oedipus

Analisis diri Freud [tidak berfungsi, seperti yang umumnya diklaim oleh para sarjana Freud, sebagai kendaraan "heroik" untuk penemuannya tentang dunia tersembunyi dari seksualitas kekanak-kanakan yang spontan.

Analisis diri akhirnya memungkinkan dia untuk mengkonfirmasi dari pengalamannya sendiri betapa luasnya peluang yang luar biasa di setiap masa kanak-kanak normal baik untuk traumatis maupun spontan.

Pada saat yang sama, analisis diri memungkinkan Freud memperluaspemahamannya secara signifikan tentang berbagai korelasi psikologis dari pengalaman seksual awal tersebut. Dia juga mengenali cinta untuk ibu dan kecemburuan ayah di tahun-tahun awal masa kanak-kanaknya dan karena itu menyimpulkan bahwa perasaan seperti itu harus menjadi penyerta universal dari periode kehidupan ini. Freud berpikir bahwa wajar bagi mereka untuk memiliki hasrat seksual terhadap ibu mereka.

Namun, penting untuk dicatat bahwa Freud menggunakan istilah sexiul dengan cara yang sangat umum. Bagi Freud, apa pun yang menyenangkan secara kasar adalah apa yang dia maksud dengan seksual.

Daftar kegiatan yang dia dan para pengikutnya anggap memiliki makna seksual hampir tidak ada habisnya; tetapi jangkauan dan ragamnya dapat ditunjukkan oleh fakta bahwa itu mencakup praktik-praktik sederhana seperti berjalan, merokok, dan mandi, dan semacamnya. Namun, dalam kasus kompleks Oedipus, tampaknya ketika Freud mengatakan seksual, yang dia maksud adalah seksual.

Ketika anak laki-laki memanipulasi alat kelaminnya, dia berpikir tentang ibunya dan dengan demikian menjadi kekasihnya. Dia ingin memilikinya secara fisik dengan cara seperti yang telah dia perkirakan dari pengamatan dan intuisinya tentang kehidupan seksual, dan dia mencobanmerayunya dengan menunjukkan organ pria yang dia banggakan.

Ayahnya sekarang menjadi saingan yang menghalangi jalannya dan yang ingin dia singkirkan. Misalnya, menjadi jelas bagi Freud bahwa reaksinya yang berlebihan terhadap kematian ayahnya setidaknya sebagian dimotivasi oleh rasa bersalah yang dia rasakan karena berharap ayahnya akan mati.

Freud percaya bahwa konflik Oedipus bersifat universal di antara anak laki-laki dan sisa-sisanya dalam kehidupan dewasa menjelaskan banyak perilaku normal dan abnormal. alah satu perilaku "normal" yang dijelaskannya adalah bahwa laki-laki sering nikahi perempuan yang sangat mirip dengan ibunya. Keinginan seperti itu menurut Freud, sama alami dan universalnya dengan kebutuhan untuk menekannya, sehingga seksualitas kekanak-kanakan menjadi unsur penting dalam teori umumnya tentang motivasi tak sadar.

 

Psikopatologi dalam Kehidupan Sehari-hari

Karya besar Freud berikutnya setelah The Interpretation of Dreams adalah Psikopatologi Kehidupan sehari-hari di mana dia membahas paraprax (tunggal, parapraxis). Paraprax adalah kesalahan-kesalahan yang relatif kecil dalam kehidupan sehari-hari, seperti keseleo lidah (Freudian slips), kelupaan barang, kehilangan barang, kecelakaan kecil, dan kesalahan penulisan. Menurut Freud, semua perilaku dimotivasi; jadi baginya sah-sah saja mencari sebab-sebab dari semua perilaku, "normal" atau "abnormal". Selain itu, dia percaya bahwa karena penyebab perilaku biasanya tidak disadari, orang jarang mengetahui mengapa mereka bertindak seperti itu.

Paraprax adalah kesalahan-kesalahan yang relatif kecil dalam kehidupan sehari-hari, seperti keseleo lidah (Freudian slips), kelupaan barang. kehilangan barang, kecelakaan kecil, dan kesalahan penulisan.

Selain itu, dia percaya bahwa karena penyebab perilaku biasanya tidak disadari, orang jarang mengetahui mengapa mereka bertindak seperti itu. . Secara umum, ini berarti bahwa tindakan perilaku dan psikologis seringkali memiliki lebih dari satu penyebab. Sebuah mimpi, misalnya, mungkin sebagian memuaskan beberapa kebutuhan pada waktu yang sama, seperti halnya gejala histeris. Juga, seperti yang baru saja kita lihat, kesalahan dalam ucapan dapat disebabkan (ditentukan) oleh kesulitan dalam pola pikir, kecenderungan untuk mengubah urutan huruf, dan gerakan yang tidak disadari. Kejadian seperti itu, tegas Freud, sama sekali bukan kebetulan.

Surat kabar yang mencetak "Pangeran Badur" untuk "Putra Mahkota" dan mengoreksi kesalahannya dengan mengumumkan bahwa tentu saja itu berarti "Pangeran Badut".

Kesalahan dalam berbicara, misalnya, mungkin sebagian disebabkan oleh kesulitan koordinasi otot, transposisi huruf, kesamaan kata, dan sejenisnya.

Keinginan dan pemenuhan tidak langsung adalah dasar dari perilaku normal maupun abnormal, dan motif menentukan bahkan kejadian yang kita kaitkan dengan kebetulan.

 

Humor

Freud menunjukkan bahwa orang sering menggunakan lelucon untuk mengekspresikan kecenderungan seksual dan agresif yang tidak dapat diterima. Sepe mimpi, lelucon mencontohkan pemenuhan keinginan, jadi, menurut Freud, lelucon menawarkan sarana yang disetujui secara sosial untuk menjadi cabul, agresif atau bermusuhan, sinis, kritis, skeptis, atau menghujat. Dilihat dengan cara ini, lelucon menawarkan cara untuk melampiaskan pikiran yang tertekan dan memicu kecemasan, sehingga tidak heran jika orang menganggap paling lucu hal-hal yang paling mengganggu mereka. Freud berkata bahwa kita paling banyak menertawakan hal-hal yang paling membuat kita cemas. Namun, agar efektif, lelucon, seperti mimpi, harus menyamarkan motif seksual tau agresif yang sebenarnya di baliknya, atau akan menyebabkan terlalu banyak kecemasan. ud percaya bahwa sebuah lelucon sering gagal karena motif yang diungkapkannya terlalu colok, dengan cara yang sama mimpi buruk adalah mimpi yang gagal dari mana seseorang terbangun karena motif yang diungkapkan terlalu kuat untuk disamarkan oleh pekerjaan mimpi.

 

Perjalanan Freud ke AS

Saat ketenaran Freud berangsur-angsur tumbuh, dia mulai mencari murid. Pada tahun 1902 Freud mulai bertemu pada Rabu malam dengan sekelompok kecil pengikutnya di ruang tunggu di luar kantornya, Kelompok ini, disebut Wednesday Psychological Society, menjadi Vienna Psychoanalytic Society pada tahun 1908. Menurut pendapat Freud sendiri, psikoanalisis tetap agak kabur sampai dia dan dua muridnya, Carl Jung dan Sandor Ferenczi, diundang ke Universitas Clark pada tahun 1909 oleh G. Stanley Hall. Di atas kapal, Freud melihat seorang pramugari membaca Psikopatologi Kehidupan Sehari-hari dan untuk pertama kalinya berpikir bahwa dia mungkin terkenal. Freud berusia 53 tahun saat itu.

Setelah beberapa hari berjalan-jalan, Freud memulai 5 rangkaian pengajaran. Setiap pengajaran disiapkan hanya setengah jam sebelum diberikan, dan persiapannya terdiri dari jalan-jalan dan diskusi dengan Ferenczi. Freud menyampaikan ajaran dalam bahasa Jerman tanpa catatan apapun. Setelah menyelesaikan ajarannya, dia diberi gelar doktor kehormatan, dan dalam pidato penerimaannya, dia berkata, "Ini adalah pengakuan resmi pertama atas usaha saya. Meskipun kuliahnya mendapat beberapa kritik, reaksi umumnya baik. William James, yang sakit parah pada saat itu, berkata kepada Ernest Jones, feman, kolega, dan kemudian penulis biografi Freud, "Masa depan palkologi adalah milik pekerjaan Anda". Namun, ingatan Jones mungkin merupakan distorsi sejarah lainnya. Simon menunjukkan bahwa James percaya bahwa psikoanalisis memiliki nilai yang kecil dan bahkan mungkin berbahaya. Dalam sepucuk surat kepada seorang teman, James mengungkankan ambivalensi terhadap Freud dan ide-idenya.

Setelah perjalanannya ke Amerika Serikat, ketenaran Freud dan psikoanalisis berkembang sangat pesat. Pada tahun 1910 Komisi Pelatihan Internasional dibentuk untuk membakukan pelatihan psikoanalis. Namun, tidak semuanya berjalan baik untuk Freud. Pada tahun 1911 Alfred Adler, murid awal Freud, memisahkan diri untuk mengembangkan teorinya sendiri; ini diikuti dengan pembelotan Carl Jung. Freud khawatir pembelotan seperti itu akan mencemari doktrin psikoanalitik, dengan demikian, pada tahun 1912 ia mendirikan komite murid yang setia untuk memastikan kemurnian teori psikoanalitik. Lingkaran dalam ini terdiri dari Karl Abraham, Sandor Ferenczi, Ernest Jones, Otto Rank, dan Hans Sachs. Pada waktunya, bahkan anggota kelompok ini tidak akan setuju dengan Freud.

 

Tinjauan Komponen Dasar Teori Freud Tentang Kepribadian

  1. a Id, Ego, dan Superego

    ·       The Id.

    Id (dari bahasa Jerman das es, yang berarti "hal itu") adalah kekuatan pendorong kepribadian. Ini berisi semua naluri (walaupun terjemahan yang lebih baik dari kata yang digunakan Freud mungkin adalah "dorongan" atau "kekuatan") seperti kelaparan, kehausan, dan seks. Id sepenuhnya tidak sadar dan diatur oleh prinsip kesenangan. Ketika suatu kebutuhan muncul, id menginginkan pemasan segera dari kebutuhan itu. Energi kolektif yang terkait dengan naluri disebut libido (kata Latin untuk "nafsu"), dan energi libidinal bertanggung jawab atas sebagian besar perilaku manusia.

    Terkait dengan setiap naluri adalah sumber, yang merupakan semacam kebutuhan tubuh, tujuan untuk memuaskan kebutuhan; objek, yaitu segala sesuatu yang mampu memuaskan kebutuhan; dan dorongan, tenaga penggerak yang kekuatannya ditentukan oleh besarnya kebutuhan. fd hanya memiliki dua cara agar suatu kebutuhan terpuaskan. Salah satunya adalah tindakan refleks, yang secara otomatis terpicu saat ketidaknyamanan tertentu muncul. Contohnya bersin dan mundur dari rangsangan yang menyakitkan. Sarana kepuasan kedua adalah pemenuhan keinginan. di mana id memunculkan gambaran tentang suatu objek yang akan memuaskan kebutuhan yang ada.

·       The Ego

Ego adalah kesadar akan kebutuhan id dan dunia fisik, dan tugas utamanya adalah mengoordinasikan keduanya. Dengan kata lain, tugas ego adalah mencocokkan keinginan (citra) id dengan pasangannya di lingkungan fisik. Untuk alasan ini, ego dikatakan bekerja untuk melayani id. Ego juga dikatakan diatur oleh prinsip realitas, karena objek yang disediakannya harus menghasilkan kepuasan kebutuhan yang nyata dan bukan imajiner.

Ketika ego menemukan objek lingkungan yang akan memuaskan suatu kebutuhan, ia menginvestasikan energi libidinal ke dalam pemikiran objek itu, sehingga menciptakan cathexis (dari bahasa Yunani kathexo, yang berarti menempati") antara kebutuhan dan objek. Sebuah cathexis adalah investasi energi psikis dalam pikiran objek atau proses yang akan memuaskan kebutuhan. Aktivitas realistis dari ego disebut proses sekunder, dan aktivitas ini berlawanan dengan proses primer id yang tidak realistis. Jika id dan ego adalah satu-satunya komponen kepribadian, maka manusia akan sulit dibedakan dari hewan lain. Namun, ada komponen ketiga dari kepribadian yang sangat memperumit masalah.

 

·       The Superego

Meskipun anak yang baru lahir sepenuhnya didominasi oleh id, anak tersebut harus segera belajar bahwapemuasan kebutuhan biasanya tidak dapat dilakukan dengan segera Lebih penting lagi, dia harus belajar bahwa ada hal-hal yang "benar dan ada hal-hal yang salah". Misalnya, anak laki-laki harus menahan hasrat seksualnya terhadap ibunya dan kecenderungan agresifnya terhadap ayahnya. Mengajarkan hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan ini biasanya yang dimaksud dengan mensosialisasikan anak.

Saat anak menginternalisasi apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan, dia mengembangkan superego yang merupakan lengan moral dari kepribadian. Superego yang berkembang penuh memiliki dua divisi Hati nurani terdiri dari pengalaman-pengalaman yang terinternalisasi di mana anak secara konsisten dihukum. Terlibat atau bahkan berpikir untuk terlibat dalam aktivitas seperti itu sekarang membuat anak merasa bersalah. Ego-ideal terdiri dari pengalaman-pengalaman yang terinternalisasi di mana anak telah diberi penghargaan. Terlibat dalam atau bahkan berpikir untuk terlibat dalam aktivitas semacam itu membuat anak merasa nyaman dengan dirinya sendiri. Meskipun Freud percaya bahwa superego, seperti id, memiliki dasar-dasar kuno, dia menekankan peran pengalaman pribadi dengan penghargaan dan hukuman dalam perkembangannya, Begitu superego berkembang, perilaku dan pikiran anak diatur oleh nilai-nilai yang diinternalisasi, biasanya dari orang tua, dan anak dikatakan tersosialisasi.

 

·       Life and Death Instincts

Fread membedakan antara naluri hidup dan mati. Naluri kehidupan secara kolektif disebut sebagai eros (dinamai menurut dewa cinta Yunani), dan energi yang terkait dengannya disebut libido. Sebelumnya, Freud menyamakan libido dengan energi seksual, tetapi karena meningkatnya bukti sebaliknya dan karena kritik keras bahkan dari rekan-rekan terdekatnya, dia memperluas gagasan libido untuk memasukkan energi yang terkait dengan semua naluri kehidupan termasuk seks, lapar, dan haus. Posisi terakhir Freud adalah bahwa ketika suatu kebutuhan muncul, energi libidinal dikeluarkan untuk mentruaskannya, sehingga memperpanjang hidup. Ketika semua kebutuhan terpenuhi, orang tersebut berada dalam keadaan ketegangan minimal. Salah satu tujuan utama hidup adalah mencari keadaan tidak perlu yang sesuai dengan kepuasan total. Selain naluri hidup, ada naluri kematian yang disebut thanatos (dinamai dewa kematian Yunani). Naluri kehidupan berusaha untuk melanggengkan kehidupan, dan naluri kematian berusaha untuk mengakhirinya. Jadi, untuk semua konflik lain yang terjadi di antara id, ego, dan superego, Freud menambahkan perjuangan hidup dan mati. Ketika diarahkan ke diri sendiri. insting kematian memanifestasikan dirinya sebagai bunuh diri atau masokisme; ketika diarahkan ke luar. itu memanifestasikan dirinya dalam kebencian, pembunuhan, kekejaman, dan agresi umum. Bagi Freud, agresi adalah komponen alami dari sifat manusia.

 

b)    Anxiety and Ego Defense Mechanism

·       Anxiety

Anxiety adalah peringatan bahaya yang akan datang, dan Freud membedakan tiga jenis. Kecemasan obyektif muncul ketika ada ancaman obyektif terhadap kesejahteraan seseorang. Misalnya, diserang secara fisik oleh orang lain atau binatang akan menyebabkan kecemasan objektif. Kecemasan neurotik muncul ketika ego merasa bahwa la akan dikuasai oleh id-dengan kata lain, ketika kebutuhan id menjadi begitu kuat sehingga ego merasa bahwa ia tidak akan mampu mengendalikannya dan bahwa irasionalitas id. akan memanifestasikan dirinya dalam pikiran dan perilaku orang tersebut. Kecemasan moral muncul ketika nilai yang diinternalisasi sedang atau akan dilanggar. Kecemasan moral hampir sama dengan rasa malu atau bersalah. Itu adalah hukuman diri yang kita alami ketika kita bertindak bertentangan dengan nilai-nilai yang tertanam dalam superego.

 

·       Ego Defense Mechanism

Represi adalah mekanisme pertahanan mendasar karena terlibat dalam semua yang lain. Ide-ide yang ditekan memasuki kesadaran hanya jika mereka cukup tersamar sehingga tidak menimbulkan kecemasan. Ide-ide terepresi yang dimodifikasi muncul dalam mimpi, dalam humor, dalam gejala fisik, selama pergaulan bebas, dan dalam paraprax. Karena ditemukan hampir di mana-mana dalam teori psikoanalitik, perpindahan adalah minnisme pertahanan lain yang sangat penting. Secara umum, perpindahan melibatkan penggantian objek atau tajuan yang memicu kecemasan dengan yang tidak. Ketika perpindahan melibatkan penggantian tujuan nanseksual dengan tujuan seksual, prosesnya disebut sublimast. Freud menganggap sublimasi sebagai dasar peradaban. Karena kita seringkali tidak bisa mengungkapkan dorongan seksual kita secara langsung, kita terpaksa mengungkapkannya secara tidak langsung dalam bentuk puisi, seni, agama, sepak bola, bisbol, politik, pendidikan, dan segala hal lain yang menjadi ciri peradaban. Dengan demikian, Freud memandang peradaban sebagal kompromi Untuk peradaban ada, manusia harus menghambat kepuasan langsung dari dorongan dasar mereka. Freud percaya bahwa manusia adalah hewan yang dibuat frustrasi oleh peradaban yang mereka ciptakan untuk melindungi diri dari diri mereka sendiri. Freud berkata, "Sublimasi naluri adalah fitur perkembangan budaya yang sangat mencolok; inilah yang memungkinkan aktivitas psikis yang lebih tinggi, ilmiah, artistik atau ideologis, untuk memainkan peran penting dalam kehidupan yang beradab".

 

c)     Tahapan Perkembangan Psikoseksual

·       The Oral Stage

Tahap oral berlangsung sekitar tahun pertama kehidupan, dan zona sensitif seksual adalah mulut. Kesenangan datang terutama melalui bibir, lidah, dan aktivitas seperti menghisap, mengunyah, dan menelan. Jika pemuasan berlebihan atau kekurangan (frustrasi) kebutuhan lisan menyebabkan terjadinya fiksasi pada tingkat perkembangan ini, sebagai orang dewasa anak akan menjadi karakter lisan. Fiksasi selama bagian awal tahap oral menghasilkan karakter oral-inkorporatif. Orang seperti itu cenderung menjadi pendengar yang baik dan pemakan, peminum. pencium, atau perokok yang berlebihan; dia juga cenderung tergantung dan mudah tertipu. Fiksasi selama bagian akhir dari tahap oral, ketika gigi mulai muncul, menghasilkan karakter sadis-oral. Orang seperti itu sarkastik, sinis, dan umumnya agresif.

 

·       The Anal Stage

Tahap anal berlangsung sekitar tahun kedua kehidupan, dan zona sensitif seksual adalah daerah anus-pantat tubuh. Fiksasi selama tahap ini menghasilkan karakter anal. Selama bagian pertama dari tahap anal, kesenangan terutama datang dari aktivitas seperti pengeluaran feses, dan fiksasi di sini menyebabkan orang dewasa menjadi karakter pengusir anal. Orang seperti itu cenderung murah hati, berantakan, atau boros. Pada bagian terakhir dari tahap anus, setelah pelatihan toilet terjadi, kesenangan muncul karena dapat menahan buang air besar. Fiksasi di sini menghasilkan orang tersebut menjadi karakter penyimpan anal Orang dewasa seperti itu cenderung menjadi kolektor dan pelit, tertib, dan mungkin perfeksionis.

 

·       The Phallic Stage

 Tahap phallic berlangsung dari sekitar awal tahun ketiga sampai akhir tahun kelima, dan zona sensitive seksual adalah daerah genital tubuh, Karena Freud percaya klitoris sebagai penis kecil, tahap phallic menggambarkan perkembangan anak laki-laki dan perempuan. Peristiwa terpenting yang terjadi selama tahap ini adalah kompleks Oedipal pria dan wanita. Menurut Freud, baik anak laki-laki maupun perempuan mengembangkan perasaan yang kuat, positif, bahkan erotis terhadap ibu mereka karena dia memenuhi kebutuhan mereka. Perasaan ini tetap ada pada anak laki-laki tetapi biasanya berubah pada anak perempuan. Anak laki-laki sekarang memiliki keinginan yang kuat untuk ibunya dan permusuhan yang besar terhadap ayahnya, yang dianggap sebagai saingan cinta ibunya. Karena sumber perasaan menyenangkannya terhadap ibunya adalah penisnya dan karena dia melihat ayahnya jauh lebih kuat dari dirinya, anak laki-laki mulai mengalami kecemasan pengebirian, yang menyebabkan dia menekan kecenderungan seksual dan agresifnya. Menurut Freud, seorang anak laki- laki tidak perlu diancam secara terbuka dengan kastrasi untuk mengembangkan kecemasan kastrasi. Anak laki-laki mungkin memiliki kesempatan untuk mengamati bahwa anak perempuan tidak memiliki penis dan menganggap mereka pernah memilikinya. Juga, kecemasan pengebirian dapat dihasilkan dari memori filogenetik dari pengebirian yang sebenarnya terjadi di masa lalu yang jauh.

 

·       The Latency Stage

Tahap latensi berlangsung dari sekitar awal tahun keenam hingga pubertas, Karena represi intens yang diperlukan selama tahap lingga, aktivitas seksual dihilangkan dari kesadaran selama tahap latensi. Tahap ini ditandai dengan banyak kegiatan pengganti, seperti tugas sekolah dan kegiatan teman sebaya, dan rasa ingin tahu yang luas tentang dunia.

 

·       The Genital Stage

Tahap genital berlangsung dari pubertas hingga sisa hidup seseorang. Dengan permulaan pubertas, hasrat seksual menjadi terlalu kuat untuk ditekan sepenuhnya, dan hasrat itu mulai menampakkan diri. Fokus perhatian kini tertuju pada anggota lawan jenis. Jika semuanya berjalan dengan benar pada tahap-tahap sebelumnya, tahap ini akan berujung pada pacaran dan akhirnya menikah.

 

Pandangan Freud Tentang Sifat Manusia

Freud percaya bahwa orang dapat, dan harus, menjalani kehidupan yang lebih rasional, tetapi untuk. melakukannya mereka pertama-tama harus memahami cara kerja pikiran mereka sendiri.

 

Agama

Freud juga menunjukkan pesimismenya dalam "The Future of an Illusion” yang merupakan pernyataan utamanya tentang agama. Dalam buku ini, Freud berpendapat bahwa dasar agama adalah perasaan manusia yang tidak berdaya dan tidak aman. Untuk mengatasi perasaan tersebut, kita menciptakan sosok ayah yang kuat yang konon akan melindungi kita, sosok ayah yang dilambangkan dalam konsep Tuhan. Masalah dengan praktik ini, menurut Freud, adalah bahwa hal itu membuat manusia beroperasi pada tingkat irasional seperti anak kecil. Ajaran dogmatis agama menghambat pendekatan hidup yang lebih rasional dan realistis. Dalam Civilization and Its Discontents dia berkata, "Seluruh hal [agama] jelas kekanak-kanakan, sangat asing dengan kenyataan, sehingga bagi siapa pun yang bersikap ramah terhadap kemanusiaan, menyakitkan untuk berpikir bahwa sebagian besar dari manusia tidak akan pernah bisa melampaui pandangan hidup ini."

Bagi Freud satu-satunya harapan kita adalah mengatasi kekuatan-kekuatan yang ditekan yang memotivasi kita; hanya dengan begitu kita dapat menjalani kehidupan yang rasional. Freud berkata, "Mereka yang tidak menderita neurosis tidak memerlukan minuman keras untuk menghilangkannya". Baginya, agama adalah yang memabukkan. Sama seperti Freud yang menolak untuk meminum obat penghilang rasa sakit selama 16 tahun melawan kanker, dia percaya bahwa manusia dapat dan harus menghadapi kenyataan tanpa ilusi agama atau jenis ilusi lainnya.

Itu adalah harapan Freud bahwa ilusi agama pada akhirnya akan digantikan oleh prinsip-prinsip ilmiah sebagai pedoman hidup. Prinsip-prinsip ilmiah tidak selalu menyanjung atau menghibur, tetapi rasional. Dan di tempat lain Freud berkata, "Ilmu kita bukanlah ilusi. Tetapi sebuah ilusi adalah menganggap bahwa apa yang tidak dapat diberikan sains kepada kita dapat kita dapatkan di tempat lain".

 

Nasib Freud

Bahkan saat menderita kanker di tahun-tahun terakhir hidupnya, Freud terus menjadi sangat produktif. Namun, ketika Nazi menduduki Austria pada tahun 1936 hidupnya menjadi semakin genting. Psikoanalisis telah diberi label sebagai "sains Yahudi" di Jerman, dan buku-bukunya dilarang di sana. Di Wina, Nazi menghancurkan perpustakaan pribadi Freud dan membakar semua bukunya yang ditemukan di perpustakaan umum Wina di depan umum. Ketika Freud meninggalkan Wina, dia harus meninggalkan empat saudara perempuannya, dan dia meninggal tanpa mengetahui bahwa mereka semua akan segera binasa di kamp konsentrasi Nazi.

 

Revisi Legenda Freudian

Dua modifikasi baru dari legenda Freud: keadaan meragukan di mana Freud merevisi teori rayuannya dan bahwa banyak dari idenya tidak seberani dan inovatif seperti yang dia dan para pengikutnya klaim (seperti idenya tentang seksualitas kekanak-kanakan, mimpi analisis, dan histeria pria).

Menurut Ellenberger (1970), legenda Freudian memiliki dua komponen utama: 1) tema tentang pahlawan soliter yang berjuang melawan sejumlah musuh, menderita "umban dan anak panah keberuntungan yang memalukan" tetapi pada akhirnya menang. Legenda tersebut sangat melebih-lebihkan luas dan peran anti-Semitisme, permusuhan dunia akademis, dan dugaan prasangka Victoria. 2) penghapusan bagian terbesar dari konteks ilmiah dan budaya di mana psikoanalisis berkembang, maka tema orisinalitas absolut dari pencapaian, di mana pahlawan dikreditkan dengan pencapaiannya. pendahulu, rekan, murid, saingan, dan rekan sezaman.

 

Realitas Kenangan Terindah

Freud mencatat bahwa seorang dokter tidak mensyaratkan pasien untuk mengetahui sifat penyakitnya sebelum dapat diobati secara efektif. Demikian pula, psikoanalis berasumsi bahwa pasien tidak mengetahui asal mula gejala mereka. Analislah yang harus menjelaskan penyakitnya, menentukan penyebab dan penyembuhannya, dan kemudian memberitahu pasien masalah ini. Freud berasumsi rayuan hadir dalam sejarah histeris apakah pasien menyadarinya atau tidak; penyakit itu membutuhkannya! Dalam Studi tentang Histeria.

Penting juga untuk dicatat bahwa meskipun Freud merangkul teori rayuannya, dia sama sekali tidak melibatkan orang tua dalam rayuan. Sebaliknya, dia melibatkan pengasuh, pengasuh, pembantu rumah tangga, orang asing dewasa, guru, tutor, dan dalam banyak kasus saudara laki-laki yang sedikit lebih tua daripada saudara perempuan yang seharusnya mereka bujuk.

 

Evaluasi Teori Freud

a)     Kritik

Kritik umum Freud dan teorinya meliputi :.

·       Metode pengumpulan data. Freud menggunakan pengamatannya sendiri terhadap pasiennya sendiri sebagai sumber datanya

·       Definisi istilah. Teori Freud menjadi populer pada saat psikologi disibukkan dengan definisi operasional, dan banyak jika tidak sebagian besar konsep Freud terlalu samar untuk diukur.

·       Dogmatisme. Freud melihat dirinya sebagai pendiri dan pemimpin gerakan psikoanalitik, dan dia tidak akan mentolerir gagasan yang bertentangan dengan gagasannya sendiri. Jika seorang anggota kelompoknya bersikeras untuk tidak setuju dengannya, Freud mengeluarkan anggota tersebut dari kelompok tersebut.

·       Penekanan berlebihan pada seks. Alasan utama banyak rekan awal Freud akhirnya memilih jalan mereka sendiri adalah karena mereka percaya Freud terlalu menekankan seks sebagai motif perilaku manusia.

·       Ramalan yang terwujud dengan sendirinya.

·       Durasi, biaya, dan efektivitas terbatas dari psikoanalisis.

·       Kurangnya kemampuan falsif.

 

b)    Kontribusi

Terlepas dari kritik, banyak yang percaya bahwa Freud memberikan kontribusi yang benar-benar luar biasa untuk psikologi. 1) Perluasan domain psikologi. Tidak seperti orang lain sebelumnya, Freud menunjukkan pentingnya mempelajari hubungan antara motivasi bawah sadar, seksualitas kekanak-kanakan, mimpi, dan kecemasan. 2) Psikoanalisa. Freud menciptakan cara baru untuk mengatasi gangguan mental kuno. 3) Memahami perilaku normal. 4) Generalisasi psikologi ke bidang lain.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Psikologi Gestalt dan Kognitif Halo teman-teman semua! Gimana nih kabarnya? Mudah-mudahan selalu dalam keadaan sehat yaa… Oke kali ini a...