Aliran Rasionalisme
Halo
teman-teman semua! Gimana nih kabarnya? Mudah-mudahan selalu dalam keadaan
sehat yaa…
Oke
kali ini aku bakalan share apa saja yang udah dibahas pada pertemuan ke enam
mata kuliah Psikologi Umum I. Kali ini bersama dosen bu Amatul Firdausa N,
M.Psi., Psikolog yang biasa dipanggil bu Ocha ya teman-teman.
Pengertian Rasionalisme
Rasionalisme
berasal dari Jerman dan Belanda. Berasal dari kata bahasa Inggris rationalism yang berakar dari bahasa latin
ratio yang berarti akal. Jadi,
rasionalisme adalah sebuah pandangan yang berpegangan bahwa pengetahuan berasal
dari akal.
Rasionalisme
itu berkaitan dengan akal. Yang membedakannya dengan aliran yang telah kita
bahas pada pertemuan sebelumnya yaitu menurut aliran sebelumnya pengetahuan itu
berasal dari pengalaman indrawi. Sedangkan menurut aliran rasionalisme
pengetahuan itu berasal dari akal, logika. Bukan hanya dari pengalaman sensoris
saja, tapi juga diolah oleh logika kita menjadi sebuah pengetahuan.
Beberapa
perbedaan aliran rasionalisme dengan aliran sebelumnya (empirisme, sensasionalisme,
dan positivisme) yaitu :
· Pada aliran rasionalisme,
orang ada proses berpikirnya. Berpikir analis dari sebuah informasi yang mereka
dapatkan baru itu menjadi sebuah pengetahuan.
Sedangkan pada aliran sebelumnya pengetahuan itu berasal
hanya dari pengalaman indrawi saja tanpa diolah oleh akal kita.
· Pada aliran sebelumnya
mind hanya bersifat pasif, ketika ada
sebuah stimulus lalu diterima indra kita menjadi sebuah pengalaman kemudian
diatur di kepala kita lalu menjadi pengetahuan.
Sedangkan pada aliran rasionalisme melihat mind itu cenderung bersifat aktif.
Ketika ada sebuah informasi yang masuk, akan diolah oleh otak sehingga menjadi
sebuah ide, pengetahuan atau konsep.
· Pada aliran sebelumnya
tidak melihat pentingnya innet (hal-hal
bawaan). Saat kita lahir kita tidak membawa apa-apa. Semua pengetahuan itu
berasal dari semua pengalaman kita selama hidup. Orang yang pengalamannya
banyak maka pengetahuannya juga banyak. Tetapi mereka melupakan bahwa ada
kapasitas setiap orang yang berbeda. Orang akan mendapatkan pengalaman yang
sama tapi mereka mendapatkan pengetahuan yang berbeda karena proses analisis
berpikirnya berbeda. Orang yang punya kapasitas sama tapi pengalaman yang
berbeda maka pengetahuannya juga akan berbeda.
Sedangkan pada aliran rasionalisme melihat pentingnya
akal dan innet (hal-hal bawaan).
Semua itu sudah bawaan sejak kecil, bukan hanya dari pengalaman yang kita
terima ketika kita sudah ada di dunia ini.
· Cara berpikir aliran
sebelumnya yaitu induktif (khusus-umum), bagaimana pengalaman-pengalaman
indrawi akan menjadi pengetahuan.
Sedangkan rasionalisme berpikir secara deduktif
(umum-khusus), melihat bahwa semua pengalaman akan diterima otak dan dikelola
menjadi formula-formula untuk memahami hal-hal umum lainnya. Contohnya sains
seperti fisika. Ketika ada suatu masalah maka menggunakan rumus ini, dan begitu
seterusnya.
Sejarah Rasionalisme
Latar
belakang munculnya rasionalisme adalah keinginan untuk membebaskan diri dari
segala pemikiran tradisional. Perkembangan rasionalisme selanjutnya berlangsung
dari pertengahan abad XVII sampai akhir abad ke- XVIII. Pada masa ini, hal yang
khusus bagi ilmu pengetahuan adalah penggunaan akal budi secara ekslusif untuk
menemukan kebenaran. Terbukti, penggunaan akal budi yang demikian tidak
sia-sia, bahkan memberikan tambahan ilmu pengetahuan yang besar sekali akibat perkembangan
yang pesat dari ilmu-ilmu alam.
Perintis
awal aliran rasionalisme ialah Heraclitus, yang meyakini akal melebihi
pancaindera sebagai sumber ilmu. Menurutnya, akal manusia boleh berhubung
dengan akal ketuhanan yang memancarkan sinaran cahaya tuhan dalam diri manusia.
Tokoh-Tokoh Rasionalisme
· Rene Descrates (1596-1650)
Ia dikenal sebagai renatus cartesius seorang filsuf dan
matematikawan Prancis. Karya terpentingnya ialah discrous de la method (1637) dan meditationes de prima philosophia (1641). Ia dikenal dengan sebutan
bapak filsafat modern dan bapak matematika modern.
Pada awalnya pandangannya dipengaruhi oleh tokoh gereja,
agama, filsuf. Tetapi, ia mulai meragukan semua pemikiran yang diketahuinya. Kemudian
ia mengemukakan bahwa manusia ada karena manusia berpikir. Ia juga berpikir
Tuhan, materi dan pikiran itu terpisah. Pemikirannya mendasari rasionalisme
modern dan banyak digunakan filsafat hukum abad 19 M karena mendukung
pembenaran dengan bukti empiris. Rasionalisme Descartes ini digunakan pada hukum
legal dengan pendekatan positivism dan realisme.
· Baruch Spinoza (1632-1677)
Ia merupakan filsuf belanda yang fenomenal. Spinoza
menolak pendapat Descartes mengenai Tuhan, materi, dan pikiran menjadi hal yang
terpisah. Menurutnya, ketiganya adalah aspek yang zatnya sama dan tak
terpisahkan. Namun, hal ini membuat beliau dikucilkan oleh komunitas Yahudi dan
Kristen. Saat itu beliau mengagumi metode deduktif pada ilmu geometri dan menemukan
pemikiran bahwa hal ini dapat digunakan untuk menemukan kebenaran dalam area
non matematikal.
Teori-teori Spinoza :
Nature
of God, Menurutnya Tuhan tidak
hanya membuat bumi bergerak. Namun, juga selalu hadir di alam semesta. Beliau
menganut pahaman imismeprimitif. Dimana menurutnya Tuhan setara dengan hal-hal
di alam semesta.
Mind-Body
Relationship, Menurutnya pikiran dan
tubuh adalah 2 aspek yang sama seperti apabila kita melihat 2 sisi mata uang. Semua
yang terjadi pada tubuh di alam sebagai emosi dan pikiran. Akan tetapi, emosi
dan pikiran bisa mempengaruhi tubuh.
Denial of Free Will, Menurutnya Tuhan adalah alam yang berfungsi atas hukum
tertentu. Seperti manusia yang merupakan bagian dari alam pemikiran dan
perilaku manusia didasarkan oleh hal-hal yang sudah terjadi.
Self-Preservation
As The Master Motive, Menurutnya
kesenangan merupakan suatu hal yang mendukung ide yang jernih atau clear ideas dari suatu
kondisi yang mendukung keberlangsungan pikiran. Kemudian pemikiran
tersebut akan merefleksikan pemahaman mengenai keharusan sebab-akibat. Ide yang
jernih dapat muncul apabila ada pemikiran yang aktif.
Sedangkan ide yang tidak jernih atau unclear ideas dapat mengakibatkan rasa sakit bagi manusia sehingga
manusia berusaha menggantinya dengan pemikiran ide yang jernih melalui proses refleksi
yang masuk akal.
Emotions
And Passions, Terdapat 48 emosi tambahan
yang berasal dari interaksi emosi dasar dengan peristiwa yang dihadapi suatu
individu sehari-hari.
Emosi dasar ini berinteraksi dengan satu sama lain dan
dapat ditransfer dari satu orang ke orang lain.
Spinoza's
Influence, Di sini awal dari masa
psikologi modern. Spinoza mengatakan bahwa kesetaraan tubuh dan pikiran adalah
subjek sebagai hukum alam. Untuk semua pikiran yang tidak jernih harus dijernihkan
dan gairah harus dikontrol oleh pemikiran yang rasional.
· Gottfried Wilhelm von Leibniz (1646–1716)
Ia adalah seorang ahli matematika Jerman yang hebat dan juga
seorang ensiklopedis Ayahnya adalah seorang professor filsafat moral di Universitas
Leibniz. Leibniz merupakan penganut filsafat rasionalisme Descartes, yaitu pengetahuan
manusia yang sesungguhnya diperoleh dengan akal dan panca indera bukan dari
pengalaman (empirisme). Ia tidak setuju dengan teori tabularasa milik John
Locke. Menurutnya, tidak ada hal di dalam pikiran yang tidak dianggap oleh
indera terlebih dahulu, kecuali pikiran itu sendiri.
Pemikiran Gottfried wilhelm von Leibniz salah satunya
yaitu tentang substansi yang disebut dengan Monad, yang disebut dengan satu
unit jika dalam matematika berarti titik, dan dalam fisika berarti atom, maka
dalam metafisika disebut dengan monad. Monad adalah sebutan substansi tekecil
dalam metafisika yang terisolasi dan berpisah diri yang tidak saling
berinteraksi dengan substansi kecil lainnya.
Leibniz berusaha membuktikan keberadaan Tuhan dengan
empat argument, yaitu :
ü Manusia memiliki ide kesempurnaan, maka adanya Tuhan
terbukti. Bukti ini disebut dengan ontologism.
ü Adanya alam semesta dan tidak lengkapnya membuktikan
adanya sesuatu yang melebihi alam semesta ini, dan yang transenden ini disebut
dengan Tuhan.
ü Kita selalu ingin mencapai kebenaran yang abadi, yaitu “Tuhan”.
ü Adanya keselarasan antara monade-monade membuktikan bahwa
pada awal mula ada yang mencocokan mereka satu sama lain, yang mencocokkan itu adalah
Tuhan.
· Thomas Reid (1710-1796)
Ia adalah seorang filsuf yang telah menyusun pemikiran
episteme tentang objek yang tidak ada. Ia mengakui adanya kemampuan bernalar
untuk menyangkal suatu hal. Berikut beberapa pemikiran Thomas reid :
Common
Sense (Akal Sehat), kelima panca indera dalam diri manusia mamberikan ilmu
pengetahuan terhadap dunia.Thomas Reid menegaskan bahwa suatu pengetahuan juga didapat
dari proses penalaran akal sehat.
Faculty
Psychology (Kemampuan Psikologi), merupakan kemampuan pikiran
berpusat di dalam otak manusia. Seluruh kemampuan yang ada dalam diri manusia
telah ada dalam diri manusia secara alamiah ketika baru dilahirkan dan
bekerjasama dengan kemampuan yang lainnya.
· Immanuel Kant (1724-1804)
Kant merupakan murid dari Leibniz. Ketika ia membaca
filsafat Hume, ia merasa tidak setuju dengan Hume yang beranggapan bahwa tidak
ada yang pasti karena semua pengetahuan didasarkan pengalaman subjektif, Kant
bependapat bahwa ada peran innate
didalam proses pengetahuan, yang ia sebut sebagai Categories Of Thought.
Categories
Of Thought, sumber konsep dari sebab
tidak berasal dari pengalaman
melainkan innate
atau bawaan yang dinamainya categories of
thought. Hal ini karena menurutnya ada 10 unsur dalam categories of thought ini, yaitu: unity, totality, guantity,
guality, time, space, cause and effect, negation, possibility dan
impossibility, serta existence-non existence.
Causes
Of Mental Experience, pengalaman mental
merupakan hasil dari interaksi pasti antara sensasi dengan categories of thought. Menurutnya pikiran kita lah yang menciptakan
suatu hal, setidaknya ketika kita sedang merasakannya. Ada dua persepsi menurut
Kant yang terdampak oleh innate: Perception of time dan Perception of space.
Categorical
Imperative, ada prinsip yang
membuat sesuatu diinginkan atau tidak diinginkan. Prinsip ini ia sebut dengan
nama categorical imperative. Dimana
jika semua orang mengikuti prinsip ini maka akan tercipta komunitas yang adil.
Namun ternyata prinsip ini tidak jauh berbeda dengan prinsip filsafat lama yaitu
the golden rule "do unto others
as you would have other do unto you"
Influensi
Kant, Ia memiliki dampak yang
cukup signifikan terhadap perkembangan psikologi. Ia mengartikan psikologi
sebagai gambaran analisis dari pikiran manusia dan bukan ilmu sains. Ia juga menemukan
antropologi yang mempelajari masyarakat berperilaku. Dampak paling signifikan
Kant adalah terhadap psikologi kontemporer yang ada di psikologi.
· Johan Friedrich Herbart (1776-1841)
Pokok pokok pikiran Herbart :
Psikologi
Sebagai Sains, Menurutnya psikologi
termasuk ilmu sains tetapi tidak dapat dieksperimenkan.
Psychic
Mechanics, Menurutnya ide memiliki
dorongan sendiri untuk dapat berada di alam kesadaran atau consciousness. Menurutnya, semua ide saling beradu untuk bisa berada
di alam kesadaran yang nanti didasarkan oleh apperceptive mass.
Apperceptive
Mass,
Menurutnya ketika ide-ide berkumpul dan
menjadi kelompok-kelompok di alam sadar, hal ini disebut apperceptive mass. Kelompok
ide ini akan menjadi acuan apakah suatu ide baru atau yang sudah ada di alam
bawah sadar bisa berada di alam kesadaran.
Educational
Psychology, Herbart dikenal
sebagai psikolog pendidikan pertama. Ia merasa agar seorang murid bisa mengerti
materi, apperceptive mass murid
tersebut bisa dijadikan bahan pertimbangan penyampaian materi oleh guru/dosen.
Influensi
Herbart, memberikan status
yang lebih dihormati kepada psikologi dengan pengakuannya sebagai ilmu
matematis dan ilmu pendidikan. Uaha-usahanya dalam menganalisis fenomena mental
mendorong perkembangan psikologi sebagai ilmu eksperimental.
· George Wilhelm Friedrich Hegel (1770-1831)
Revolusi Perancis menyadarkan Hegel akan pentingnya
rasionalitas. Rasionalitas mendorong manusia untuk menggunakan nalarnya. Hegel menghubungkan
konseprasionya (intelek/nalar) dengan Revolusi Perancis, bahwa tidak ada yang
bisa dianggap sah dalam konstitusi kecuali nilai benar oleh rasio
(Marcuse,2004). Rasionalitas menjadi standar bagi Hegel untuk memutuskan apakah
suatu peraturan bisa diterima atau tidak.
· Nicholas Malerbranche (1638-1775)
Pendeta yang berorientasi pada hal mistis, menerima
pemisahan tubuh-pikiran (Descartes), tapi menentang penjelasan tentang
interaksi keduanya. Tuhan memediasi interaksi antara tubuh dan pikiran, tidak
ada kontak antara tubuh dan pikiran, yang ada hanyalah intervensi Tuhan, keinginan
untuk melakukan sesuatu menjadi alasan Tuhan untuk menggerakkan tubuh manusia (occasionalism).
Hubungan tubuh - pikiran paralelisme dengan intervensi kudus tanpanya aktivitas tubuh dan pikiran tidak akan berkaitan. Sumber pengetahuan bukan bawaan lahir dan bukan muncul dari pengalaman. Namun, datang dari Tuhan dan manusia hanya dapat mengetahui hal-hal yang diperlihatkan/diungkap Tuhan pada manusia.
Nahh bagaimana teman-teman semua? Semoga semua ilmu
yang aku share ini bermanfaat bagi teman-teman semua yaa...
Sampai jumpa di blog berikutnya yaa teman-teman ^^